Railroads (92)

2.5K 322 267
                                    

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Ttyyinnn tyiiin..." Jaemin bertumpu pada lututnya dan menjalankan mobil mobilan di tangannya melewati rek kereta api yang sedang disusun Hendery.

"Biis?? Abiissss??" Hendery berdiri dan berkacak pinggang, menatap rel kereta apinya yang baru setengah jadi. Tidak ada lagi potongan rel yang bisa Hendery sambungkan.

"Aaawwmmaaaaa!!!" Yangyang duduk di dekat rel buatan Hendery dan menendang nendangkan kakinya, membuat beberapa potong rel kereta api terlepas.

"Didi... Janan... Aboyeh na al yah?" [Didi... Jangan.. Gaboleh nakal ya?] Dejun dengan lembut menggeser kaki Yangyang menjauh.

"Iizz awkaaay... Deyyi meik again... " [its okay.. Dery (can) make (it) again] Hendery tersenyum dan menata kembali rel kereta dihadapannya. Jaemin menatap Hendery heran, bisanya Hendery akan mengamuk kalau Jaemin atau Kun mengganggunya. Ada sesuatu yang salah dengan Hendery.

"Inyii jeyyek!! Kyahahahah." Jaemin mengacak acak rel kereta Hendery, membuat beberapa rel terlepas.

"Aaaaaaaaaaakkkkk...." Hendery menjerit keras dan menatap Jaemin dengan marah.

"Naaaah... Ityyuuu..." [Nah, gitu...] Jaemin tersenyum puas. Ini baru reaksi normal Hendery.

"Nyana no tiiiiii!!!" [Nana naughty!!!] Pekik Hendery sebelum tangannya maju, hendak menjambak rambut Jaemin yang langsung berdiri dan lari.

Johnny mengehela nafas melihat kedua putranya yang lagi lagi bertengkar.

"Astaga... Anak anakmu.. Ten bagaimana sih bisa membuat mereka berdua tenang?" Doyoung melempar pelan gerbong kereta di tangannya dan ikutan menghela nafas.

"Aaaaaakkk!!!" Kun yang sedang ada di pangkuan Johnny, menempel pada Johnny yang menggunakan baby carrier menatap Doyoung dengan kesal.

"Apapa... Eyyetanya apapa..." [Gapapa.. Keretanya gapapa...] Dejun memungut gerbong kereta yang di lempar Doyoung dan mengelusnya lalu memberikannya pada Kun yang masih menatap Doyoung sebal karena sudah melempar mainan kakak kakaknya.

"Hhhhh... Nyana noti!!" Hendery kembali sendirian, Jaemin berlari dan bersembunyi di kamarnya. Menutup pintu dan mengganjalnya dengan sesuatu, membuat Hendery tidak bisa masuk.

"Udah dong berantemnya.. Main sama sama saja ya?" Johnny merasa tidak sanggup lagi jika ada keributan lain di rumahnya.

"Nyana noti.. Deyyi dah bi in inyyiii.. Ttuttah!!" [Nana nakal.. Dery sudah bikin/buat ini.. Susah!] Hendery duduk kembali di hadapan rel kereta api yang kini kembali berantakan.

"Apapa.. Junjun antu yah??" Dejun duduk disamping Hendery dan mulai memunguti potongam rel kereta api.

"Udah tuh.. Jangan cemberut lagi... Dejun mau bantu membuat ulang kok..." Doyoung membelai kepala Hendery yang kini masih merasa sebal dengan Jaemin.

"Yayaaaa!!! Yyayaaa mmwwaaaaauu yyyyaaaay!!" Yangyang berteriak senang ingin main bersama dengan anak anak yang lebih tua. Dejun kemudian memberi Yangyang sebuah boneka plastik berbentuk manusia dengan seragam masinis.

"Didi nyi aja yah?" Dejun. Yangyang mengangguk senang menerima mainan dari Dejun.

"Jungwoo enak ya anak anaknya akur?" Tanya Johnny yang masih menepuk nepuk punggung Kun pelan. Bayi itu hanya diam, bersandar pada dada Johnny dengan gerbong kereta yang diberikan Dejun dalam genggaman tangan kanannya.

[END] Life of Immortals Pt.1 [JohnTen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang