"Woy, sini sini kumpul!"
Cellus menarik Cliff dan Cassie ke dalam kamarnya, menyuruh mereka duduk di kasur. Setelahnya, ia berdiri di hadapan mereka sembari bersedekap. Senyumnya mengembang membayangkan ide cemerlang di dalam otaknya.
"Apaan?" tanya Cliff. Cassie yang duduk di samping Cliff, menatap Cellus sembari menyantap regal, kakinya ia goyang-goyangkan bak anak kecil.
"Gue punya ide super cemerlang," kata Cellus. "Dengerin gue baik-baik."
Kaki Cassie langsung berhenti bergerak, menandakan ia sedang serius.
"Jujur aja, gue kesel banget sama orang-orang di sekolah kita. Mereka selalu nganggep kita anak manja yang sembunyi di bawah ketek Papi, karena marga Williams di belakang nama kita. Kalian ngerasa gitu nggak, sih?"
"Cassie kan emang manja," sahut Cassie polos. Matanya mengerjap lucu.
"Ish, gue gigit juga pipi lo lama-lama," kesal Cellus. Cassie langsung beringsut mendekat ke arah Cliff, takut dengan ancaman Cellus. Cliff langsung merangkul adiknya, mengusap lengan Cassie lembut.
"Oke balik lagi. Gue tadi mikir, gimana kalo kita masuk ke SMA yang berbeda-beda? Kita cari SMA yang agak jauh, biar nggak ada yang kenal. Dan kita nggak lagi nunjukkin diri kita sebagai Williams. Gue pingin orang-orang kenal gue sebagai Cellus, bukan sebagai anaknya Ares."
Cliff mengangguk pelan setelah beberapa saat. Ia setuju dengan ide Cellus. Sama seperti adiknya, Cliff juga terkadang risih karena kemampuannya tak pernah dianggap. Yang orang-orang tahu hanya statusnya sebagai anak dari Ares Devano Williams, seorang pengusaha tersohor di Indonesia.
"Jadi nanti Cassie nggak satu sekolah sama Abang?" tanya Cassie antusias. Cellus mengangguk, lalu mendekat ke arah Cassie.
"Nanti lo bisa pacaran tanpa Cliff tau," bisiknya tanpa bisa didengar Cliff.
"Yes!" sorak Cassie riang. "Cassie setuju!"
"Lo, Cliff?" tanya Cellus.
"Gue mau satu sekolah sama Cassie," balas Cliff. "Dia harus ada yang jagain."
"Ih, Abang! Cassie udah gede, tau. Cassie bisa jaga diri. Ya kan, Lus?"
"Bener!" dukung Cellus.
"Abang ngg—"
"Abaaaang," Cassie memelas. "Kalo Cassie di-intilin Abang terus, kapan Cassie dewasanya?"
Cliff menatap Cassie ragu. "Kamu yakin?"
"Yakin, dua ribu persen," ucap Cassie mantap. Ia menoleh ke arah Cellus, minta dukungan.
"Bener, Cliff. Nih anak harus diajarin mandiri. Kalo kita jagain terus, kapan gedenya? Makin cengeng ntar."
Setelah berpikir lama, Cliff akhirnya mengangguk, membuat Cellus dan Cassie bersorak tertahan.
"Cassie mau masuk Skylar High School!"
"Gue Ravenwood High School," Cellus menyebut sebuah sekolah yang terkenal banyak cewek cantiknya. "Lo, Cliff?"
Cliff berpikir sebentar. "Atlanta High School."
"Sip!" Cellus menjentikkan jari. Senyum lebarnya terukir. "Gue jadi nggak sabar."
Akhirnya, sequel Between Love and Lies up! Semoga suka yaaaa!!❤️❤️❤️
Berhubung cerita ini bakal di-upload bebarengan sama Oliver, jadi 1 minggu cuman bisa up 1-2 chapter aja, Oliver pun begitu. Soalnya udah mulai masuk kuliah juga, jadi bakal sibuk banget:(
Anyway, semoga suka ya sama cerita ini!! Jangan lupa baca Author Notes yang udah di-up sebelumnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO ✓
Teen Fiction[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk masuk ke sekolah yang berbeda-beda, tanpa menggunakan embel-embel nama Williams. Tiga remaja di tig...