"KIERAN!"
Seorang gadis berambut cokelat terang dengan highlight abu-abu berjalan cepat ke arah Kieran. Dari mimik wajahnya, sudah jelas gadis itu sedang marah. Bahkan, sangat marah. Matanya yang dilapisi softlens biru menatap tajam Kieran, dadanya naik turun.
"Maksud lo apa, hah?!" tanya gadis itu setelah berada tepat di depan Kieran. "Lo deket sama cewek lain lagi, iya?!"
"Iya," balas Kieran acuh. "Emang kenapa?"
PLAK!
Gadis itu menampar Kieran keras. Sayangnya, tamparan itu tak berpengaruh apa-apa bagi Kieran. Laki-laki itu tetap bersikap tenang, mengusap bekas tamparan gadis itu.
"Brengsek! Sialan lo! Lo selingkuhin gue berkali-kali, gue diem. Sekarang lo putusin gue tiba-tiba gara-gara cewek lain?! Nggak, gue nggak terima!"
Vanilla, nama gadis berambut cokelat highlight abu-abu itu. Seorang model iklan terkenal. Cantik, body goals pula. Sayang, otaknya kosong. Diselingkuhi Kieran berkali-kali saja ia tetap terima. Bahkan ia pernah memergoki Kieran sedang bercumbu mesra dengan gadis dari kelas lain, ia tetap memaafkan Kieran. Sayangnya, kali ini Kieran memutuskannya. Vanilla tidak terima!
"Gue nggak peduli." Kieran mengedikkan bahu, merasa tak bersalah. "Pokoknya kita udah putus."
Semalam, Kieran memang memutuskan semua pacar-pacarnya. Setelah ditotal, ia memiliki empat pacar di waktu yang sama, termasuk Vanilla. Sedari dulu, Kieran tak pernah memiliki pacar kurang dari dua di waktu yang bersamaan. Tapi kali ini, sejak ia melihat Cassie, tidak ada lagi gadis yang menarik dimatanya selain gadis polos itu.
Ah, memikirkan Cassie, Kieran jadi senyum-senyum sendiri. Ia bahkan tak sadar kalau Vanilla sudah tak berada di hadapannya lagi.
***
BRAK!
"MANA YANG NAMANYA CASSIE?!"
Kelas sepuluh empat langsung berubah hening. Semua orang menatap bingung Vanilla— kakak kelas mereka, yang tiba-tiba masuk sambil menggebrak meja dekat pintu.
Cassie— yang namanya disebut, langsung beringsut mundur, bersembunyi di balik tubuh Thea.
"BUDEK YA LO SEMUA?!" Vanilla memelotot marah. "MANA YANG NAMANYA CASSIE?!"
Tatapan semua orang langsung tertuju pada Cassie yang menahan tangis. Vanilla mengikuti arah pandang penghuni kelas sepuluh empat, dan langsung mendatangi gadis yang bersembunyi di balik tubuh temannya itu.
Tanpa aba-aba, ia langsung menjambak rambut Cassie, membuat semua orang terpekik kaget. Tubuh Cassie sudah bergetar karena bentakan Vanilla, dan sekarang ia harus merasakan sakit di kepalanya.
"Lepasin temen gue!" Thea berusaha melepaskan jambakan Vanilla, sayangnya ia tak mampu. Kalau ia memaksa, Cassie akan semakin kesakitan.
"Sa-kit," cicit Cassie di sela-sela tangisnya.
Vanilla berdecih. "Jadi lo, yang bikin Kieran mutusin gue? Lo apain dia sampe dia tega mutusin gue gitu aja?!"
Cassie menjerit sakit saat Vanilla semakin memperkuat jambakannya. Melihat itu, Thea sudah tak tahan lagi. Ia mengangkat tangannya, dan menampar pipi Vanilla keras-keras.
PLAK!
Kelas yang tadinya ricuh, berubah jadi hening. Semua orang menatap Thea terkejut. Begitu cekalan Vanilla mengendur, Anggun dengan sigap langsung menarik Cassie, menenangkannya. Ia menatap tajam Vanilla yang sedang berhadapan dengan Thea. Cassie sudah mereka anggap adik sendiri. Melihat Cassie disakiti membuat Anggun dan Thea geram.
"BERANI LO NAMPAR GUE?!" tanya Vanilla marah. Ia memegang pipinya yang ia yakini, akan membengkak besok. Untung saja ia tak ada jadwal pemotretan hingga minggu depan.
"Kenapa nggak berani? Jangan mentang-mentang lo kakak kelas, lo bisa berlaku seenaknya, ya!" balas Thea tajam.
"Urusan gue bukan sama lo, barbar! Urusan gue sama si pelakor ini!" Vanilla menunjuk Cassie, membuat Cassie semakin mengeratkan pelukannya pada Anggun.
"Dasar lo cewek sialan! Murahan!" teriak Vanilla lagi. Ia hampir kembali menyerang Cassie, namun sebuah suara menghentikannya.
"Lo yang murahan!"
Kelas seketika hening. Kieran masuk ke dalam kelas Cassie, mencengkram pergelangan tangan Vanilla erat hingga gadis itu memekik kesakitan.
"Sakit, Kieran!"
"YANG LO LAKUIN KE CASSIE JAUH LEBIH SAKIT, BANGSAT!" bentak Kieran. Vanilla terpekik kaget, ia menatap takut laki-laki di hadapannya.
"Awsh, sakit!" Vanilla meringis saat Kieran memperkuat cengkramannya. "Lepasin!"
"Lo dengerin gue ya, sialan." Kieran menundukkan wajahnya hingga sejajar dengan wajah Vanilla. "Jangan pernah ganggu cewek gue lagi, atau lo bakal gue mampusin."
***
Semua mata langsung tertuju pada Kieran yang sedang membawa Cassie dalam gendongannya. Tatapan mata laki-laki itu sangat menakutkan, membuat siapa saja bergidik ngeri. Jarang sekali Kieran menunjukkan tatapan tajam seperti itu.
Bisikan-bisikan mulai terdengar, membuat Cassie semakin mengeratkan tangannya di leher Kieran. Tubuh gadis itu masih bergetar, walau sudah tak separah tadi. Isakan kecil masih terdengar lirih dari bibir Cassie.
"Jangan takut, ada gue," bisik Kieran lembut.
Begitu sampai di UKS, Kieran langsung membaringkan Cassie di brankar. Guru-guru masih rapat pagi, petugas PMR yang seharusnya berjaga juga tidak tahu kemana. Untung saja, pintu UKS sudah dibuka. Kalau tidak, Kieran sudah berniat mendobraknya tadi.
Cassie masih tak ingin melepaskan tangannya yang melingkar di leher Kieran. Laki-laki itu menyingkirkan rambut Cassie yang menghalangi wajahnya, mengelus kepala Cassie lembut.
"Gue nggak akan kemana-mana," ucap Kieran. Cassie akhirnya mau melepaskan tangannya.
"Maafin gue. Gara-gara gue lo jadi begini." Kieran menatap Cassie penuh rasa bersalah. "Gue bakal bales Vanilla, tenang aja. Dan gue bakal jagain lo."
Cassie tak menjawab. Ia fokus menikmati usapan Kieran di kepalanya dengan mata terpejam. Rasa sakit bekas jambakan Vanilla perlahan-lahan memudar, digantikan rasa nyaman. Bahkan, sekarang Cassie mulai mengantuk.
Kieran tersenyum gemas saat menyadari, Cassie sudah tertidur. Wajah sembab tak membuat kecantikan seorang Cassandra memudar. Semakin lama dilihat, Kieran malah semakin suka.
"Lo pake pelet apa sih, sampe bisa bikin gue begini," gumam Kieran. Ia mencuri kecupan di pipi Cassie, lalu menarik selimut untuk gadis itu.
Untuk pertama kalinya, hati Kieran benar-benar dicuri.
Jangan lupa follow instagram & tiktok : tansapphira!😆 dm aja ntar ku-follback.
Incognito - Cassandra.
11-3-2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO ✓
Teen Fiction[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk masuk ke sekolah yang berbeda-beda, tanpa menggunakan embel-embel nama Williams. Tiga remaja di tig...