CLS | 20

3.7K 463 19
                                    

Double up 😝

Karena kesibukannya bekerja di Jasmine Florist, Cellus jadi jarang datang ke Tonaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena kesibukannya bekerja di Jasmine Florist, Cellus jadi jarang datang ke Tonaman. Baru hari ini ia bisa ke sana, karena hari ini adalah hari Sabtu. Sekolahnya libur, dan toko hanya buka setengah hari.

"Kak Cellus!" sapa anak-anak yang sedang bermain. Mereka langsung mengerubungi Cellus yang sudah membawa satu tas kresek penuh es krim.

"Kok lama nggak muncul, Kak?" tanya Nila. Ia sudah meraba-raba tas kresek yang dibawa Cellus, tidak sabar.

"Kerja nih, Kakak. Eh, tangannya! Jangan grepe-grepe!" Nila langsung menjauhkan tangannya, menyengir.

"Ayo duduk, duduk," ajak Cellus. Mereka pun duduk melingkar. Semakin lama, lingkarannya semakin besar, karena semakin banyak anak yang ikut. Kalau weekend, memang banyak anak-anak yang bermain di taman. Jadi Cellus bawa es krim lebih banyak.

"Ambil satu orang satu, ya. Yang vanilla kasih ke yang nggak bisa makan cokelat," ujar Cellus yang langsung diangguki para bocah. Setelah semua es krim terbagi, Cellus mulai membuka obrolan.

"Gimana nih, sekolahnya?" tanyanya.

"Susah, Kak. Kepalaku mau pecah!" sahut Cindi.

"Sama, Kak!" sahut anak yang lain. Entah siapa namanya, kayaknya dia anak baru. Belum pernah ikut Tonaman.

"Emang pelajaran apa yang susah?"

"IPA!"

"IPS!"

"Matematika!"

"Iya, Matematika!"

"PKn, Kak! Susah banget!"

"Bahasa Inggris!"

Cellus terkikik mendengar seruan anak-anak itu. "Ya udah, nggak papa. Yang penting kalian udah belajar semaksimal mungkin. Tapi jangan nyerah, ya. Nggak ada yang nggak mungkin, kok."

Beng melirik Cellus aneh. Cellus ikut menoleh, lalu menepuk kepala Beng. "Kenapa ngeliatin gue sampe segitunya? Gue tau gue ganteng."

"Najis," gumam Beng. "Aneh Kak, ngeliat lu jadi bijak gini. Udah punya cewek, ya?"

Cellus mendekatkan dirinya ke telinga Beng, berbisik. "Hampir, Beng. Lagi ngegebet kakaknya si Diego, nih."

"Anjir, yang cantik itu?" Cellus mengangguk.

"Semoga Kakaknya Diego nggak mau," gumam Beng, membuat Cellus berdecak.

"Kurang ajar. Doain yang bener, dong!"

***

Davina sedang mengepak pakaian dan barang-barangnya. Kurang dari dua minggu lagi, ia akan pergi meninggalkan Jakarta, dan pindah ke Kalimantan bersama Diego, untuk tinggal bersama nenek mereka.

INCOGNITO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang