CLF | 16

3.9K 513 48
                                    

Untuk pertama kalinya, Cliff pulang ke apartemen dengan senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk pertama kalinya, Cliff pulang ke apartemen dengan senyuman. Seperti biasa, laki-laki itu segera meletakkan semua barang pada tempatnya, lalu mulai beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu, ia makan malam, dan melakukan ritualnya, menelepon Bianca.

"Halo, Mami," sapa Cliff. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, sambil mengusap-usap rambutnya yang masih setengah basah.

"Halo, Abang. Gimana sekolahnya? Udah makan malem?"

"Udah. Makan curry udon sama sayur malem ini. Mami makan apa?"

"Tadi abis makan pizza di luar sama Papi. Mami ngerasa, ada sesuatu yang mau kamu ceritain, nih. Iya, nggak?"

Cliff tersenyum malu. Sungguh, ia benar-benar terlihat konyol sekarang. Untung saja tinggal sendirian, jadi tak akan ada yang menggodanya.

"Cliff udah jadian, Mi," gumam Cliff pelan, berharap Bianca tidak mendengar. Sayangnya, pendengaran wanita itu benar-benar tajam.

"Sama Nora?"

Cliff menganggukkan kepalanya, meski Bianca tak bisa melihatnya. "Iya."

"Astaga, akhirnya!" Bianca menjeda. "Ares, liat! Abang udah pacaran, nih! Kan udah aku bilang, anak kita nggak belok!"

Cliff terkekeh mendengar kehebohan maminya. Ia sudah biasa dikira penyuka sesama jenis oleh orang-orang, karena Cliff tak pernah sekali pun dikabarkan dekat dengan perempuan. Terlihat tertarik saja tidak.

"Cliff, anak orang dijaga, ya. Jangan disakitin, kalau ada masalah dibicarain baik-baik. Pacaran yang sehat, ya, Bang." Bianca memberi nasihat.

"Iya, Mi."

"Ya udah, Mami tutup dulu. Papi kamu minta dibuatin kopi, tuh. Ingat pesen Mami, pacaran yang sehat!"

Setelah berbasa-basi sejenak, sambungan telepon pun terputus. Cliff mulai mengotak-atik ponselnya, mencari kontak Nora. Laki-laki itu menimbang-nimbang, apakah ia harus mengirimkan pesan pada Nora sekarang?

Cliff mulai mengetik satu dua kata, tetapi ia langsung menghapusnya. Mengetik lagi, dihapus lagi. Begitu terus, hingga akhirnya ia batal mengirim pesan.

Namun, Cliff tidak berhenti sampai di sana. Laki-laki itu menekan kontak Nora, lalu menelepon gadis itu.

***

Nora hampir terpeleset saat mendapati Cliff meneleponnya. Gadis itu langsung masuk ke dalam kamar, lalu menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan sebelum akhirnya mengangkat panggilan dari Cliff.

"H-halo?"

"Hm," balas Cliff di seberang sana. Suaranya yang berat membuat Nora menggigit selimutnya kuat-kuat. Astaga, pacarnya ini ber-damage sekali. Gadis itu harus mati-matian berusaha agar terlihat biasa saja.

INCOGNITO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang