CSN | 8

12.6K 1.1K 42
                                    

"Nggak nyangka, sih, dia ternyata kayak gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak nyangka, sih, dia ternyata kayak gitu."

"Nggak nyangka gimana? Keliatan kali dari bentukannya."

"Cih, gayanya boleh mahal, tapi dalemnya? Ew!"

"Cantik sih, tapi murahan."

"Pantes si Kieran lebih milih anak kelas sepuluh itu. Yang ini bekas om-om!"

"Heh, lo ngomong apa tadi? Sini ngomong langsung di depan gue!" Vanilla menghampiri segerombolan anak kelas dua belas yang menatapnya sinis sembari berbisik keras.

"Gue bilang lo bekas om-om," sahut salah satu dari mereka. "Bener, kan?"

"JAGA YA MULUT LO!" bentak Vanilla keras.

"Cih, pake nggak ngaku segala," cibir yang lain.

"Mana buktinya gue simpenan om-om?! Nggak punya kan lo?!" balas Vanilla. Gadis itu sangat kesal.

"Siapa bilang?" balas gadis berambut pendek yang bernama Ella. "Makanya, cek tuh mading! Jangan cuma nyenengin om-om doang bisanya!"

Vanilla tak lagi membalas. Gadis itu langsung menuju papan mading di koridor kelas dua belas yang sudah ramai dikerubungi orang-orang.

"Minggir, minggir!" Vanilla membelah kerumunan, hingga berhasil sampai tepat di depan papan mading. Detik itu juga, Vanilla kehabisan kata-kata.

Di sana terpampang beberapa foto dirinya bersama pria paruh baya yang berbeda, di hotel yang berbeda-beda pula. Bahkan, ada dua foto yang menunjukkan dirinya sedang berciuman dengan om-om berbeda di parkiran.

Vanilla langsung mencabut semua foto yang ada di sana, meremasnya kasar. Dada gadis itu bergemuruh. Marah, malu, sedih, kesal, semuanya bercampur menjadi satu.

"SIAPA YANG NEMPEL INI?!" tanyanya sembari mengangkat foto-foto yang telah ia remas itu. Vanilla bahkan tak membalikkan badan karena malu. Orang-orang di belakangnya sedang membicarakannya secara terang-terangan. Bahkan tak sedikit yang menghinanya secara langsung. Rasanya Vanilla ingin menangis saja.

"SIAP—"

"Gue." Tiba-tiba, Rimba muncul entah dari mana. Laki-laki itu berdiri di sebelah Vanilla sembari tersenyum miring.

"MAKSUD LO APA?!"

"Sssh, nggak usah teriak kali, gue nggak budek." Rimba memasukkan kedua tangannya ke dalam saku, lalu menatap Vanilla iba. Ralat, pura-pura iba.

"Ck ck ck. Gue kasian sama lo. Segitu mewahnya ya lifestyle lo, sampe lo harus cari sugar daddy?" Rimba berdecak dramatis. "Sama gue aja gimana? Gue juga nggak kalah kaya dari sugar daddy-sugar daddy lo itu. Yang penting, lo bisa nyenengin gue. Lagian, gue kan lebih ganteng."

INCOGNITO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang