CSN | 13

10.6K 1K 42
                                    

"Ayaaannnggg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayaaannnggg..."

Baru saja Cassie membuka pintu apartemennya, ia langsung terhuyung akibat ditimpa beruang besar seberat delapan puluh kilogram secara tiba-tiba. Untungnya, beruang itu langsung sigap menahan tubuh Cassie agar tak terjatuh mengenaskan.

"Kieran kenapa?" tanya Cassie bingung. Ia menepuk-nepuk punggung Kieran. Antara minta dilepaskan karena berat atau ingin mencoba menenangkan Kieran yang sedang merengek.

"Kaaanggeeennn..." ucap Kieran manja. Sudah satu bulan mereka backstreet. Semakin hari, Kieran semakin manja saja. Bahkan, manjanya melebihi Cassie.

Tak mendengar jawaban apa-apa dari Cassie, Kieran melepaskan pelukannya, merenggut kesal. "Lo nggak kangen juga?"

"Ehm... biasa aja, kemarin kan baru ketemu di sekolah," balas Cassie jujur. "Kenapa nggak bilang kalo mau ke sini? Mau pergi? Aku belum siap-siap..."

"Nggak usah siap-siap, gini aja lucu." Kieran menatap gemas Cassie dari atas sampai bawah. Gadis itu mengenakan piyama kebesaran bermotif kelinci, berwarna pink. Begitu lucu.

"Bentar aja," ucap Cassie. Ini masih jam delapan pagi, Cassie baru saja bangun. Untung gadis itu sudah sikat gigi dan cuci muka, meskipun belum mandi.

"Nggak usah. Ntar lo pake jaket gue aja. Ayo!"

Belum sempat Cassie membalas lagi, Kieran sudah menarik tangan Cassie keluar dari apartemen. Gadis itu hanya bisa pasrah, mengikuti langkah Kieran yang langsung membawanya ke lobby.

"Lho, mobil kamu diparkir di lobby? Nggak dimarahin pak satpam?" tanya Cassie bingung. Gadis itu menoleh kesana-kemari, mencari keberadaan mobil Kieran.

Kieran tersenyum, mengacak rambut Cassie gemas. "Kita naik itu," balasnya sambil menunjuk sebuah motor sport hitam yang terparkir gagah di samping lobby. Kieran kembali menarik gadis itu mendekat ke arah motor.

"Nih, pake." Kieran menyerahkan helm cadangan. Cassie menerimanya, namun gadis itu hanya diam, memandangi helm di tangannya.

"Kenapa?" tanya Kieran begitu menyadari Cassie hanya diam. Gadis itu mendongak, menatap Kieran bingung.

"Aku... nggak pernah naik motor," cicit Cassie. Butuh tiga detik bagi Kieran untuk memproses ucapan Cassie. Lalu, laki-laki itu tertawa keras.

"Hahahahaha!! Sumpah?" tanya Kieran. Entah apa yang lucu, tapi laki-laki itu tertawa sangat keras.

Cassie meringis, lalu mengangguk pelan. "Sama Papi nggak boleh."

"Sekarang nggak ada Papi. Jadi boleh," balas Kieran. "Papi lo nggak bakal tau. Sini, gue pakein." Kieran mengambil alih helm dari tangan Cassie, lalu memakaikannya, membuat gadis itu terhuyung ke belakang. Lagi-lagi, Kieran tertawa keras.

"Hahahaha!! Kegedean, ya?" tanya Kieran di sela-sela tawanya. Cassie memegangi helmnya yang terasa berat. Kepalanya yang kecil, membuat ia tak bisa melihat apa-apa. Visornya bahkan berada di pangkal hidung, jadi Cassie hanya bisa melihat bila ia mendongak.

INCOGNITO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang