CLS | 17

3.6K 460 5
                                    

Davina berusaha mengabaikan tatapan Cellus yang terus mengarah padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Davina berusaha mengabaikan tatapan Cellus yang terus mengarah padanya. Namun sekeras apapun Davina berusaha, gadis itu tetap saja merasa tidak nyaman. Apalagi, Cellus menatapnya sambil senyum-senyum.

"Ngeliatin Davina mulu." Hamish menyikut perut Cellus pelan. "Kalian ada hubungan apa, sih?"

"Pacar."

"Nggak ada."

Keduanya menjawab secara serempak, membuat Hamish dan Flora menatap keduanya bingung. Davina menatap Cellus sekilas, lalu langsung mengalihkan pandangannya, kembali fokus pada kartu-kartu ucapan yang sedang ditulisnya.

"Jadi, pacar atau nggak ada?" tanya Hamish pada Cellus, sedikit berbisik. Flora pun ikut mendekat, sama keponya dengan Hamish.

"Calon, Kak. Doain ya. Masih usaha." Cellus ikutan bisik-bisik. Hamish dan Flora cekikikan, lalu mengacungkan kedua jempolnya tanda setuju.

"Dav, lo temenin Cellus nganter bunga, sono!" pinta Hamish setelah beberapa saat. Davina mendongak, wajahnya terlihat tidak setuju.

"Dia sendiri kan bisa? Gue banyak kerjaan, nih." Davina mengangkat beberapa kartu yang masih belum ditulis. Hari ini, pesanan memang lagi banyak. Aryo sampai tidak kembali-kembali sejak tadi saking banyaknya pesanan.

"Dia kan baru, Dav. Belom ngerti," timpal Flora. "Sana, temenin! Kartunya ntar gue aja yang nulisin."

Davina menghela napas. Ia melirik Cellus yang sedang menatapnya sambil menaik-turunkan alis jahil.

Gadis itu berdiri, lalu mengambil dua buket bunga, membawanya keluar. "Buka kunci mobil lo!"

Setelah membuka kunci mobil, Cellus ikut membawa dua buket bunga, menyusul Davina. Bawanya tidak boleh banyak sekaligus, nanti hancur. Jadi mereka harus bolak-balik beberapa kali, mengingat ada tujuh buket yang perlu mereka antar.

Selama perjalanan, keduanya hanya diam. Yang terdengar hanya suara musik dari ponsel Cellus yang disambungkan pada radio mobil dengan kabel aux. Davina sibuk melihat keluar jendela, sedangkan Cellus sibuk menyetir.

"Lo ngapain kerja di toko bunga gue?" tanya Davina tiba-tiba. Gadis itu sudah penasaran setengah mampus sebenarnya.

"Emang itu punya lo?" tanya Cellus, pura-pura terkejut. "Tante Melati nyokap lo?"

Davina berdecak. "Ya maksudnya di tempat gue kerja!"

"OOOOOOOOOOO..." jawab Cellus panjang. "Ya... biar deket aja sama lo."

Davina berdecak, meski hatinya bergetar aneh. "Ga jelas."

"Tapi lo seneng, kan?" tanya Cellus. "Gue tau, lo tuh suka juga sama gue. Tapi gengsi aja."

"Ngaco lo."

Cellus terkikik, tangannya terangkat, mengacak-acak rambut Davina. Dalam hati, Davina terus menggerutu. Cellus ini tidak sadar apa, hatinya juga ikut teracak-acak?!

INCOGNITO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang