Nora
Kak, hari ini nggak usah jemput, ya.Kak Cliff is calling...
Baru lima detik pesan Nora terkirim, gadis itu langsung mendapat telepon dari Cliff. Nora sempat menatap ponselnya ragu, sebelum akhirnya menekan tombol hijau pada ponselnya, lalu mendekatkan benda pipih itu ke telinga.
"Halo?"
"Kenapa nggak mau dijemput?" tanya Cliff tanpa basa-basi. Nadanya terdengar sangat tidak bersahabat, membuat Nora menggigit bibir bawahnya. Jujur saja, ia lumayan takut.
"Aku berangkat agak siang hari ini, soalnya belum selesai packing jualan. Nanti Kakak telat kalau jemput aku," bohongnya.
"Mau aku bantu? Aku bisa ke sana seka—"
"Nggak usah!" Nora refleks menutup mulutnya saat menyadari dirinya baru saja berteriak. Gadis itu buru-buru menurunkan nada bicaranya. "Ehm, nggak usah, Kak. Pokoknya, nanti kita berangkat sendiri-sendiri aja."
Tak ada jawaban dari seberang sana, membuat Nora ketar-ketir sendiri.
"Ya udah, hati-hati. Kalo udah berangkat dan sampai sekolah bilang sama aku, ya."
"Iya."
"Aku sayang kamu, Nora," tutur Cliff.
Nora menggigit bibirnya, malu. Aduh, Cliff ini suka sekali membuat Nora serangan jantung tiba-tiba.
"Aku juga sayang Kakak," jawab Nora dengan suara pelan, seperti berbisik. Semoga Cliff tidak mendengarnya.
Setelah sambungan telepon terputus, Nora langsung menghela napas lega. Gadis itu kembali ke dapur, membantu Laila memasak.
"Kok, nggak berangkat, Kak? Udah jam segini, lho."
"Bentar lagi aja, Bun. Hari ini, Kakak naik bis. Ntar naik bis yang selanjutnya aja," jawab Nora.
"Cliff nggak jemput?" Nora menggeleng. "Kakak yang bilang nggak usah jemput."
"Oh, ya udah. Iya sih, ngerepotin juga. Meskipun kalian pacaran, tapi kok rasanya sungkan kalau dianter-jemput tiap hari," tutur Laila yang langsung diiyakan Nora.
Setelah selesai membantu Laila memasak, barulah Nora mengambil tas dan barang-barangnya. "Bunda, Kakak berangkat dulu, ya."
"Iya, Kak. Hati-hati, ya!"
***
"Kak, nanti pulang aku sendiri aja, ya. Nggak usah dianter ke cafe."
Cliff mengalihkan pandangannya pada Nora. Kening laki-laki berkacamata itu mengerut. "Kenapa?"
"Ehm..." Nora memutar otak, berusaha mencari alasan. "Nggak papa, nanti aku ada urusan bentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO ✓
Teen Fiction[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk masuk ke sekolah yang berbeda-beda, tanpa menggunakan embel-embel nama Williams. Tiga remaja di tig...