Hari demi hari berlalu. Sudah terhitung enam minggu lamanya Kieran koma.
Para murid Skylar High School sedang mengikuti ujian akhir semester, termasuk Cassie. Kalau sudah memasuki minggu-minggu ulangan, tentu merupakan tugas wajib Ares untuk memastikan bahwa putrinya benar-benar belajar.
"Papi, udah... Cassie ngantuk." Cassie mengucek matanya, menatap Ares penuh permohonan. Namun pria itu menggeleng tegas.
"Jangan banyak alasan. Kerjain dulu itu soalnya, baru tidur."
Cassie mengerucutkan bibirnya, kesal. Ia menghembuskan napasnya sekeras mungkin, agar Ares tahu dirinya tak suka disuruh belajar.
Setelah satu jam lebih, akhirnya Cassie berhasil menyelesaikan semua soal-soal yang diberikan Ares. Beruntung, meski agak lama, kali ini jawaban Cassie benar semua.
"Udah, boleh tidur," ucap Ares, membuat Cassie langsung tersenyum lebar. Ia segera merapikan barang-barangnya, lalu beralih menuju kamar.
"Papi nggak tidur?" tanya Cassie.
"Papi masih ada kerjaan, Sayang. Cassie tidur aja dulu," balas Ares lembut.
Cassie melepas pegangannya pada gagang pintu, lalu berjalan kembali untuk memeluk Ares. Pria itu mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening putrinya cukup lama.
"Goodnight, Cantik. Mimpi indah, ya. Papi sayang Cassie."
Wajah Cassie langsung berubah murung. Gadis itu menunduk, membuat Ares kebingungan.
"Cassie kenapa?"
"Kieran selalu panggil Cassie 'cantik'," jawabnya. "Cassie kangen Kieran, Papi."
Ares tersenyum tipis. Ia merangkul Cassie, menuntun gadis itu ke kamar. Keduanya duduk di tepi ranjang, duduk berhadapan.
"Ayo, kita doa untuk Kieran," ajak Ares. Ia menggenggam tangan Cassie, lalu memimpin doa untuk kesembuhan Kieran.
Sudah menjadi kebiasaan Ares dan Bianca beberapa minggu terakhir ini untuk mengajak Cassie berdoa bersama sebelum tidur, untuk membuat Cassie lebih tenang. Terkadang, Cliff juga mengajak Cassie berdoa bersama.
Lain halnya dengan Cellus, yang tak pernah sekalipun. Tapi sebenarnya itu lebih baik.
Agak sesat, soalnya.
***
Cassie berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang cukup ramai. Tujuannya saat ini hanya satu, kamar rawat Kieran.
Begitu sampai, Cassie langsung membuka pintu kamar Kieran.
"Kieran!"
Tangisan Cassie semakin menjadi-jadi saat melihat laki-laki yang selama ini ditunggunya tengah tersenyum padanya. Kieran merentangkan tangannya lebar-lebar, membuat Cassie langsung mendekat dan merangsek ke dalam pelukan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO ✓
Teen Fiction[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk masuk ke sekolah yang berbeda-beda, tanpa menggunakan embel-embel nama Williams. Tiga remaja di tig...