CLF | 17

3.8K 492 14
                                    

Di hari Minggu pagi, Nora memutuskan untuk menggantikan Laila berbelanja di gerobak sayur yang biasa mangkal di ujung gang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari Minggu pagi, Nora memutuskan untuk menggantikan Laila berbelanja di gerobak sayur yang biasa mangkal di ujung gang. Sejak kemarin, ia memang sedikit repot karena Laila sedang sakit. Namun, belum sampai di gerobak sayur, langkah Nora terhenti mendengar percakapan tetangganya di sana.

"Eh, Bu, itu anaknya Bu Laila udah punya cowok, ya?"

"Iya, tuh. Kayaknya, anak orang kaya, deh."

"Pinter banget, ya Bu, si Nora. Padahal, anaknya biasa aja. Pinter ngegodainnya, tuh."

"Eh, Ibu Ima jangan gitu. Nora, kan, anak baik-baik."

Wanita bernama Bu Ima itu berdecak. "Nggak semua orang yang kelihatan baik itu beneran baik, Bu. Sekarang banyak yang cuma pura-pura baik."

"Lumayan lho, kalo nikah nanti, bisa naikin derajat keluarga. Pasti semua-semua dibayarin sama cowoknya."

Nora menghela napasnya. Gadis itu melangkah mendekati gerobak sayur, lalu menyapa para ibu-ibu itu. Mereka kalau tidak disapa, pasti semakin menjadi-jadi gosipnya.

"Pagi, Bu," sapa Nora lembut. Bu Ima langsung menutup mulutnya, pura-pura tidak melihat Nora.

"Pagi, Ra," balas ibu-ibu yang lain. "Tumben kamu yang belanja? Bunda kamu kemana?"

"Lagi sakit, Bu," jawab Nora. Ia memilih sayuran, cabe rawit, dan bawang-bawangan, lalu memasukkannya ke dalam kantung plastik untuk dihitung.

" Nora duluan, Bu," pamit Nora setelah selesai membayar. Gadis itu sudah tak lagi mendengar percakapan ibu-ibu tukang gosip itu. Lama-lama bisa kepikiran dia.

Begitu sampai di rumah, Nora segera menghampiri Laila di dapur. "Biar Kakak aja Bun yang masak," tuturnya.

"Nggak papa, Bunda aja. Kakak tolong jagain Sasa, ya? Kalo sama Bunda, takutnya dia ketularan." Nora pun akhirnya mengangguk. Gadis itu melangkah masuk ke dalam kamar setelah mencuci tangan dan kakinya, menghampiri adiknya yang sedang bermain boneka.

***

"Kalian udah tau, nggak, sih, soal si ketos sama anak kelas sepuluh itu?"

"Pacaran, kan?"

"Hm. Gue ngerasa, tuh cewek yang ngegodain, deh. Cliff, kan, anaknya dingin banget. Si ceweknya juga biasa aja. Aneh nggak, sih?"

"Gue juga ngerasa gitu. Apa mereka udah pernah aneh-aneh, ya, jadi tuh cewek ngancem si Cliff pake video mereka? Cliff kan, perfeksionis abis. Selalu jaga nama baik. Terus, diporotin deh sama tuh cewek."

"Lah, iya, anjir! Si ceweknya yang nitipin jajanan di kantin, kan?"

"Gue denger-denger, si Cliff anak konglomerat gitu, tapi gue nggak tau siapa keluarganya. Aneh nggak sih, dia pacaran sama bakul jajan?"

INCOGNITO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang