"Ih, Nean! Itu punya aku!"
Nean tertawa. Ia mengangkat tinggi-tinggi cup es krim yang direbutnya dari Cassie. "Ambil coba."
Cassie memberenggut, kesal. Ia menyerah. Cassie melipat kedua tangannya di depan dada, memalingkan wajahnya ke arah lain. Kemana saja, asal bukan wajah Nean!
Menyadari Cassie mulai kesal, Nean akhirnya berhenti. "Nih, gue balikin. Jangan marah dong..."
"Nggak mau! Udah nggak pingin!"
"Dih? Ngambek," balas Nean, lalu menarik kembali cup es krim milik Cassie. "Ya udah. Gue abisin, ya?"
Cassie tak menjawab. Nean ini benar-benar menyebalkan! Tidak ada sopan-sopannya sama yang lebih tua!
Nean, anak dari sahabat orang tua Cassie. Namanya merupakan gabungan dari nama kedua orang tuanya, Nela dan Brian. Kata Ares, sifat Nean itu persis seperti Papanya. Nyebelin!
Sejak kecil, Cassie memang paling dekat dengan Nean. Mereka sering kemana-mana berdua. Meskipun umurnya dua tahun lebih muda dari Cassie, Nean cukup dewasa. Yah, walaupun usilnya nggak ketulungan.
Keluarga Nean tinggal di Bali. Hanya sesekali berkunjung ke Jakarta, kalau sedang libur. Tapi, kali ini, kasusnya berbeda. Minggu lalu, Nean didorong ke kubangan lumpur oleh Brian. Alhasil, Nean ngambek. Malamnya, laki-laki itu langsung terbang ke Jakarta sendirian tanpa izin orang tuanya.
"Abis gini mau kemana, nih?" tanya Nean. Ia merangkul Cassie, sedikit menyeret gadis itu supaya lebih cepat berjalan. Sungguh, langkah Cassie terlalu kecil, membuat Nean kesal sendiri.
"Pulang!" balas Cassie. Nean bahkan sudah lupa kalau Cassie sedang kesal.
"Yah, nggak mau jalan-jalan sama gue lagi?" Nean memelas. Cassie menggeleng. "Capek. Mau pulang. Mau makan es krim yang baaaaannnnyaaaakkkkk di apartemen!" katanya sarkas.
Nean tertawa keras. "Lupa gue kalo lo lagi ngambek." Nean mencubit kedua pipi Cassie hingga sang empu berteriak kesakitan.
"Saaakittt, Nean!" Bukannya berhenti, Nean malah menguyel pipi Cassie.
Aksi Nean dan Cassie langsung menjadi pusat perhatian pengunjung mall. Beberapa dari mereka sampai geleng-geleng.
"Nean, aduh!" Cassie memukul pelan tangan Nean. Laki-laki itu terbahak keras, kontras dengan Cassie yang semakin cemberut.
"Jangan marah dong, Cassie-ku Samyang. Eh, Sayang maksudnya," ucap Nean. Ia merentangkan kedua tangannya. "Sebagai permintaan maaf, gue kasih pelukan hangat seorang Nean. Cini-cini!"
Nah, ini salah satu kelemahan Cassie. Cassie sangat suka pelukan Nean. Nyaman sekali menurutnya. Selain pelukan Nean, Cassie juga suka pelukan orang tua dan saudaranya, kok. Kalau tidak, mereka bisa cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO ✓
Teen Fiction[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk masuk ke sekolah yang berbeda-beda, tanpa menggunakan embel-embel nama Williams. Tiga remaja di tig...