HAI!!!
Akhirnya cerita ini lanjut juga. Maaf baru bisa lanjut sekarang, bener-bener sibuk sama tugas kuliah.Sesuai sama cast yang udah aku up, cerita pertama adalah ceritanya Cassie.
Semoga suka, ya!! Enjoyy!!! ✨Cassie melangkah menyusuri koridor Skylar High School, sekolah barunya sejak seminggu yang lalu. Senyumnya sama sekali tak pudar, rambut pirangnya— yang ia cat minggu lalu bersama Cellus, bergerak kesana kemari seiring langkah gadis itu. Di tangannya kanan Cassie, terdapat sebuah ice cream cone rasa vanilla kesukaannya.
"Itu Cassandra, kan? Si anak baru?"
"Bener kata orang-orang. Cantik banget, cuy!"
"Bukan dari SMP kita, ya? Nggak pernah liat."
"Imut banget, nggak nahan!"
"Mau nggak ya jadi cewek gue?"
"Gue beliin kaca, mau?"
Cassie bisa mendengar bisikan-bisikan dari mereka yang dilewatinya, namun Cassie tak menggubris. Ia masih fokus pada es krim cone yang sudah tersisa setengah itu. Ia asyik menikmati es krimnya, hingga tak sadar seseorang berjalan ke arahnya dari arah berlawanan.
BUG!
"Aduh!"
"Ck!"
Cassie masih sibuk mengusap keningnya yang menghantam sesuatu yang keras. Lalu ia menatap nanar es krimnya yang jatuh mengenaskan di lantai.
"Punya mata nggak sih lo?!" sewot laki-laki yang Cassie tabrak tadi. Cassie mengalihkan pandangannya ke laki-laki itu, lalu pandangannya turun ke seragam yang kotor karena es krim Cassie.
"Yah..." Cassie langsung merasa bersalah. "Baju kamu jadi kotor."
"YA GUE TAU!" sentak orang itu. Cassie— yang tak pernah dibentak, menatap laki-laki dihadapannya dengan mata berkaca-kaca. Detik itu juga, mata mereka bertemu, membuat laki-laki itu membeku seketika.
"Maaf..." ucap Cassie dengan suara bergetar. "A-aku bawa tisu basah. Kamu mau? Bentar, aku ambilin dulu."
Cassie segera membuka tas ransel merah mudanya, mengambil tisu basah yang selalu ia bawa kemana-mana. Ia menyerahkan dua lembar tisu basah ke laki-laki berwajah garang yang tak berhenti menatapnya itu.
"Ini."
"Bersihin." Cassie menurut, membersihkan sisa es krim di seragam laki-laki itu dengan serius. Tubuh Cassie tersentak saat laki-laki itu melingkarkan tangannya di pinggang Cassie, dan menarik gadis itu mendekat.
"Gimana mau bersih kalo lo jauh-jauh," ucapnya dengan suara rendah. Cassie menelan ludahnya gugup, berusaha untuk tetap fokus dengan tugasnya. Sementara laki-laki itu? Ia sibuk menghirup aroma dari tubuh Cassie yang hanya berjarak satu jengkal darinya.
Vanilla, batinnya.
"U-udah," ucap Cassie akhirnya. Ia langsung melangkah mundur, menetralkan jantungnya yang bergemuruh. "Udah dimaafin, belom?"
"Belom," jawab laki-laki itu. Kedua sudut bibir Cassie tertarik ke bawah, membuat laki-laki itu mati-matian menahan hasratnya untuk mencubit kedua pipi tembam Cassie.
"Gue maafin, kalo lo ngasih tau nama lo."
Dahi Cassie berkerut. "Hah?"
Laki-laki itu menyentil kening Cassie keras, membuat gadis itu mengaduh. "Kasih tau gue nama lo."
"C-Cassie," balas Cassie.
"Cassie," gumam laki-laki itu. Ia mengangguk samar.
"Kamu udah maafin aku?" tanya Cassie polos.
"Hm. Udah."
Senyum Cassie mengembang mendengarnya. "Oke, kalo gitu aku ke kelas dulu, ya. Daa!"
Baru dua langkah, laki-laki itu menahan lengan Cassie, membuat gadis itu menoleh bingung.
"Ada apa lagi?"
Laki-laki itu menatap netra abu-abu Cassie dalam. Sebuah senyuman tipis terukir di bibirnya.
"Kieran," ucapnya. "Nama gue Kieran. Simpen itu di otak lo." Laki-laki itu— Kieran, menunjuk-nunjuk kening Cassie dengan ujung telunjuknya.
"Oh? Hm, iya. A-ada lagi, Kieran?"
Kieran menggeleng, segera melepas cekalannya. "Sana, ke kelas."
"Okay," tanpa menunggu lama, Cassie langsung mengacir pergi. Sungguh, aura aneh yang menguar dari tubuh Kieran membuatnya merasa... aneh. Bahkan gadis itu tak sadar bahwa Kieran masih menatapnya hingga Cassie menghilang di ujung koridor.
***
BRAK!
"DEMI APA LO CAS?!"
Cassie dan Thea— teman sebangku Cassie, terlonjak kaget mendengar teriakan Anggun. Thea menatap Anggun tajam, sedangkan Cassie mengerjap lucu.
"Pelan-pelan aja bisa nggak, sih?!" sewot Thea. Anggun meringis, lalu duduk di hadapan Cassie sembari menatap gadis lekat.
"Kenapa?" tanya Cassie bingung.
"Lo sama Kieran jadi trending topic sekarang. Berita panas!" ucap Anggun heboh. Thea— yang mendengar nama Kieran, langsung mendongak.
"Lo ada urusan apa sama dia?" tanya Thea. Cassie menggeleng, bingung. Ia memilih memasukkan marshmallow warna putih ke dalam mulutnya. Tak mendapat jawaban memuaskan dari Cassie, Thea langsung menatap Anggun, menuntut penjelasan.
"Pokoknya dia berurusan sama Kieran," jawab Anggun. Thea langsung beralih menatap Cassie, memutar kursi gadis itu menghadapnya.
"Dengerin gue ya, Cassie. Ada tiga cowok yang harus lo hindarin di sekolah ini. Si tiga sekawan. Satu, Rimba. Si biang onar. Hobi ngerokok, mabuk-mabukan, sampe ngeganja. Dua, Kieran. Si playboy, heartbreaker. Semua orang tau kalo dia nggak pernah serius sama cewek. Hobi gonta-ganti pacar. Jadi, jangan sampe lo deket-deket sama dia. Ngerti?"
Cassie mengangguk paham. "Yang ketiga?"
Anggun tak bisa lagi menahan tawanya saat mendengar Thea berdeham.
"Yang ketiga Aldo. Yang hobinya coblos sana-sini, hobi selingkuh. Sekaligus... mantannya Thea."
"Coblos?" Cassie mengernyit bingung. Coblos apa?
"Ya pokoknya gitu, deh! Pokoknya, lo harus jauh-jauh dari Kieran. Gue nggak mau lo jadi korban selanjutnya. Nggak sedikit yang hampir bunuh diri gara-gara diputusin dia."
Cassie bergidik ngeri. Ia segera mengangguk cepat, lalu memasukkan dua marshmallow sekaligus ke dalam mulutnya. Satu yang ia pelajari hari ini.
Kieran itu orang jahat.
Incognito— Cassandra.
4-3-2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO ✓
Teen Fiction[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk masuk ke sekolah yang berbeda-beda, tanpa menggunakan embel-embel nama Williams. Tiga remaja di tig...