Davina sedang menikmati kesendiriannya sambil bermimpi indah, sampai sebuah suara mengacaukannya.
"Mbak, Mbak Pin, bangun."
Davina berdecak kesal. Ia terpaksa membuka matanya. Kencannya dengan sang bias langsung buyar karena colekan Cellus.
"Apa?!"
"Pacaran yuk, Pin."
Davina mengacak rambutnya frustrasi. Ia menjambak rambut Cellus kesal.
"LO GANGGU TIDUR GUE, SETAN!" teriaknya marah. Jambakannya semakin kuat hingga membuat Cellus mengaduk kesakitan.
"Pin, Pin! Ampun, Pin! Woy, sakeeeetttt!!!" ucap Cellus. Felix yang melihat itu dari kejauhan tertawa terbahak-bahak. Tak hanya Felix saja, tapi seisi kelas.
"Mampus!" balas Davina puas. Beberapa saat setelahnya, baru ia melepaskan jambakannya.
"Sakit, Pin. Elus," ucap Cellus manja. Bukannya kapok, ia malah kembali menyodorkan rambut pirangnya.
"Goblok. Pergi sana!"
"Ck, marah-marah mulu," gerutu Cellus.
"Ya lo ganggu gue mulu!"
"Gapapa deng, gue demen. Marah terus ya Pipinku sayang." Cellus mengecup pipi Davina dengan gerakan kilat, lalu berlari terbirit-birit keluar dari kelas sebelum Davina sadar.
Tak lama, sebuah flat shoes melayang hingga hampir menimpuk kepala Cellus.
***
Davina berjalan masuk ke dalam toko dengan wajah bahagia. Tadi, di sekolah, Flora bilang kalau hari ini, Tante Melati sedang mengadakan makan-makan karena ia berulang tahun yang kelima puluh. Padahal biasanya Tante Melati jarang sekali merayakan. Tapi karena katanya tahun ini spesial, ia membawa banyak sekali makanan ke toko untuk Davina dan yang lainnya.
"Aduh, harumnya..." Davina memejamkan mata sambil berputar-putar.
"Lah, Tan! Lupa kalo ada Davina! Kagak kita sisain lo, Dav!" ucap Hamish.
"Lah, iya," celetuk Aryo. Flora hanya terkekeh.
Davina mencebikkan bibirnya. "Boong mah yang pinter dikit, Kak Amis. Orang tadi Kak Flora udah chat katanya masih banyak."
Hamish dan Aryo terkekeh.
"Davina, sini! Makan dulu." Tante Melati melambaikan tangannya, menyuruh Davina untuk mendekat. Tentu saja gadis itu langsung cepat tanggap. Kalau soal makanan mah, tidak perlu disuruh juga Davina bakal datang. Mana gratis pula.
"Wow, kentang balado."
"Eh, ada ayam rempah."
"Widih, mie goreng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO ✓
Teen Fiction[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk masuk ke sekolah yang berbeda-beda, tanpa menggunakan embel-embel nama Williams. Tiga remaja di tig...