"UHUK UHUK UHUEEEKKKK HUEKK!! Pi, kemarin kan Cellus ke resto. Kok tiba-tiba banyak gorengan dateng, ya? Yang nganter beuh, cantik, putih, semlehoy, cute, pendek kek anak SD. UHUHUHUEKKK HUEK!"
Ares terkekeh mendengar sindiran Cellus. "Katanya, sih, temennya tuh." Ares menunjuk Clifford yang sedang membantu Bianca memasak dengan dagunya.
"OOOHHH, TEMEENN? UHUK UHUK UHUUEEEKKK! Uhuk uhuk!" Cellus pura-pura batuk sampai akhirnya batuk beneran.
"Emang orangnya kayak apa, sih, Lus? Pendek banget? Se-Mami kamu?" tanya Ares penasaran, membuat Bianca langsung menyahut.
"MAMI UDAH NGGAK PENDEK, YA! UDAH NAIK DUA SENTI SEJAK SMA!" teriaknya tak terima, membuat Cellus dan Ares tergelak.
"Namanya siapa, Lus?" tanya Cassie. Gadis itu sedang sibuk menyantap marshmallow kesukaannya yang baru dibeli saat pergi ke supermarket kemarin bersama kedua saudaranya.
"Kagak tau gue. Gue ngumpet di dapur, soalnya. Ntar berabe kalo dia liat, kan dia nggak tau kalo kita kembar." Cellus kembali mengeraskan suaranya. "Pantes aja, si Cliff betah banget di sekolah sampe sore, sampe malem. Ternyata pacaran, toh!"
Bianca tertawa mendengar suara Cellus yang menggelegar itu. Ia melirik putra sulungnya yang tampak biasa saja. "Cliff."
Cliff yang sedang membaluri calamari dengan tepung dan telur, langsung menoleh. "Iya, Mi?"
"Beneran, kamu suka di sekolah sampe sore? Sama Nora?"
Cliff menggeleng. "Nggak, Mi. Cellus kan emang sok tau, nggak usah didengerin."
Bianca terkekeh. "Kalo beneran juga nggak papa, Nak," ucapnya. Ia menatap Cliff yang sempat melamun beberapa saat. "Kalo kamu suka, langsung pepet!"
"Nggak, Mi. Cliff nggak suka, kok. Cuma temen."
"Semua juga berasal dari temen," balas Bianca. "Mami sama Papi juga dulu dari temen. Kieran sama Cassie juga. Kalo Cellus, sih, emang agak keluar jalur. Dari musuh jadi cinta, soalnya." Bianca tertawa renyah, membuat Cliff ikut menarik kedua sudut bibirnya.
"Orangnya gimana, Cliff? Dari foto, sih, menurut Mami kayak baik, pendiem gitu. Sebelas dua belas sama kamu. Bener, nggak?"
Cliff mengangguk, membuat Bianca berdecak bangga. Ia mulai menggoreng calamari yang sudah ditepungi oleh putranya. "Kalau anaknya baik, kamu suka dan cocok, jangan buang-buang waktu. Nanti nyesel kayak Cellus, Mami nggak mau."
Cellus— saat ditinggal Davina sebulan yang lalu, sudah seperti orang gila. Ia hampir setiap hari pulang ke rumah untuk mengajak Ares minum-minum, lalu bisa tiba-tiba nangis sendiri. Ares sampai kelabakan menghadapi anaknya yang nyeleneh itu.
"Pokoknya Cellus mau jomblo sampe dua tujuh! Pi, nanti kalo udah lulus kuliah, Cellus mau pindah Kalimantan, nyari Davina buat dinikahin. Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOGNITO ✓
Teen Fiction[SEQUEL BETWEEN LOVE AND LIES] Kesal karena dianggap hanya bisa bersembunyi di bawah ketiak sang ayah, Cellus mengajak kedua saudara kembarnya untuk masuk ke sekolah yang berbeda-beda, tanpa menggunakan embel-embel nama Williams. Tiga remaja di tig...