Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HALLO! AKHIRNYASETELAHSATUABADNGGAK UPDATE LAPAK INI.
GIMANAAPAKAH ADA YANG KANGENSAMAKANAYACATUR?
ADA YANG NUNGGUINAKU UPDATE NGGAK?
ENJOY YA, AKUBAKAL UPDATE SETERUSNYA. MAKASIH YANG UDAHSETIANUNGGUKANAYA UP. THANKS FULL SUPPORTNYA ❤❤
-
"Karena diamilikku, tak ada satu orang pun yang berhakmengusiknya." - Catur Fakhri P.
"Mana yang namanya Kanaya?" seorang cewek dengan seragam yang sangat ketat dan mencetak jelas lekukan tubuh sintal nan binalnya itu berkacak pinggang di ambang pintu kelas X-Ipa.
"Belum berangkat kak, ada apa ya?" sahut salah satu teman Kanaya.
"Oh, nanti bilangin ke dia. Suruh temui gue di kelas."
"Lo kenal gue kan?" jemari lentiknya menunjuk wajah teman Kanaya. "Kelas gue Bahasa, gue rasa nggak mungkin kalo lo nggak kenal siapa gue."
"I-iya kak Andin, nanti gue bilangin ke Kanaya."
Andin, senior kelas yang sangat hits, dengan tubuh moleknya itu Andin menjadi primadona SMA-79 bahkan kapten cheerleader. Wajahnya yang ayu dan pergaulannya yang tak bisa di kalahkan oleh jajaran cewek-cewek di sana. Sekelas Cecil pun masih di bawah Andin.
"Gawat! Kak Andin nyari Naya, pasti ada apa-apa tuh," May berseloroh mendekati teman-temannya.
"Kayaknya bakalan ada keributan antara kak Andin sama Kanaya." Suci menyela.
"Si Naya tuh ada aja masalahnya, kemarin yang dilecehkan itu sama anak Amikom. Eh ini kak Andin sampe nyariin dia, lugu sih lugu tapi diem-diem bitch sih." May bergerutu. Memang May ini terus terang memperlihatkan rasa tidak sukanya terhadap Kanaya.
***
"Catur nanti pulangnya bareng kan?" tanya Kanaya mendongak menatap Catur. Mereka berjalan pelan menyusuri lorong menuju kelas Kanaya. Semalam setelah meluruskan kesalahpahaman keduanya, pagi ini Kanaya tampak bahagia menggandeng pergelangan tangan Catur.