"Untuk saat ini aku hanya ingin diam. Karena dengan berkata-kata membuatku terluka."
Bisma Panunggal terbaring lemah dengan selang infus dan perban yang melilit kepalanya. Untuk saat ini Dokter memprediksi apa yang akan terjadi dari benturan di kepala bagian belakang milik Bisma. Gegar otak ringan."Catur sekolah dulu ya, ma. Nanti Catur ke sini buat gantian nungguin papa."
Wanita paruh baya itu mengangguk pelan, wajahnya sayu dengan kedua mata yang membengkak akibat menangis sedari kemarin.
"Hati-hati ya." Catur mengangguk.
Catur menatap papanya sekilas. Ia menghela napas ringan. Berharap keadaan papanya cepat membaik dan diagnosis Gegar otak itu tidak lagi terjadi.
***
Mansion milik keluarga Panunggal memang tidak ada asisten untuk sekadar bersih-bersih dan memasak. Sandra, bisa melalukan tugas-tugas tersebut dengan baik.
Tapi pagi ini Catur di kagetkan dengan adanya wanita berpakaian sederhana tengah memasak di dapur. Cukup lama Catur mengamati dari belakang, sampai akhirnya satpam rumahnya datang membuyarkan pengamatan Catur.
"Aden sudah pulang? Oh iya itu Mbak Estri, asisten sementara buat bersih-bersih dan masak. Kalo perlu apa-apa minta bantuan Mbak Estri ya, Den." Catur mengangguk sekilas. Ia segera menaiki anak tangga untuk bergegas mandi dan berangkat sekolah.
Tapi sebelum itu, Catur mengaktifkan kembali ponselnya yang tergeltak di atas nakas, dari kemarin ia abaikan. Terlalu fokus dengan papanya, Catur lupa memberi sebatas kabar untuk Kanaya.
Kening Catur berkerut ringan, "nggak ada chat dari Kanaya. Tumben. Oh iya sejak kapan Hp gue di sini? Kemarin kan di titipin sama Pak Herman."
Kemudian jemarinya lincah mengetikkan huruf-huruf pada keyboardnya. Mengabaikan kejanggalan mengenai ponselnya.
Nay, are you okay?
See you at school, sweet heart❤Catur tersadar, segera ia membuang napas kasar. Terjawab, mengapa Kanaya tidak membalas pesan terakhirnya.
"Masih marah ya, Nay?" ucap Catur lirih. "Sorry, Nay. Enggak bermaksud bohongin kamu soal Tigo. Bukannya aku nggak terbuka, tapi emang enggak sebegitu pentingnya soal keluargaku kan? Apalagi tentang Tigo, kamu enggak wajib tau soal dia."
Catur bermonolog. Terkadang, ia merasa aneh. Kenapa Kanaya harus marah? Apa mengenai Tigo itu penting baginya? Terkadang Catur sampai berpikir berlebihan bahwa Kanaya tertarik akan Tigo.
***
"ASTAGA KANAYA! LO SERIUS?!" Cindy memekik dibarengi dengan gerakan mengguncang kedua bahu Kanaya. Gadis lugu itu tersenyum masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, CATURKU [ON GOING]
Teen Fiction[CERITA INI MENGANDUNG UNSUR SEX EDUCATION] #2 - fiksiremaja [6/9/2021] #1 - catur [15/9/2021] #1- sexeducation [15/9/2021] #1 - bullying [20/11/2021] #2 - comeonrbc [15/9/2021] #3 - comeonrbc [16/9/2021] #1 - comeonrbc [18/9/2021] #7 - masasma [15...