29. Aku Takut, Catur...

1.5K 82 21
                                    

Gimana, konfliknya ringan-ringan aja kan haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana, konfliknya ringan-ringan aja kan haha.

Happy reading!

***

"Kamu mau aku pergi, Nay?"

Kanaya terdiam, mematikan sambungan telepon secara sepihak. Entahlah, perasaanya sedang sensitif. Ada sesuatu yang tidak bisa Kanaya jabarkan, semacam rasa takut yang tidak tahu datang dari mana.

Kanaya menatap langit-langit kamarnya. Memejam menetralkan pikiran kacaunya. Ia tidak berniat membersihkan diri. Tubuhnya terlalu malas untuk menyentuh air.

Ia terusik oleh suara-suara dari luar kamarnya. Segera, Kanaya bangkit. Berjalan menuju pintu. Ia penasaran siapa yang datang.

Klek.

Kanaya terbelalak, pintu kamarnya terbuka menampilkan dua perempuan yang tersenyum sumringah. Salah satunya merentangkan kedua tangan isyarat memeluk Kanaya.

"Nay! Gue kangen tahpu sama lo." ucapnya sembari menubruk tubuh Kanaya. Memeluk erat tanpa celah.

"Hai, Nay. Lo baik-baik aja kan?" tanyanya.

Kanaya masih bingung, tersenyum masam untuk menanggapi keduanya. Namun mereka bersikap aneh, pandangan mereka mengedar ke segala penjuru. Lantas menarik tangan Kanaya memasuki kamar.

"Nay, lo di kunci? Emang lo buat kesalahan apa?"

"Kalian kesini mau apa? Kok tiba-tiba ke rumah aku? Tadi ada Bi Sari kan?" sahut Kanaya resah. "Soalnya kata Bi Sari, pintu kamarku nggak boleh di buka selain Bi Sari yang berkepentingan." jelasnya.

"Astaga, Nay. Gue sama Wenda kan temen lo. Masa nggak boleh sih jenguk lo. Niat kita kan baik."

"Iya, Nay. Tadi Bi Sari nggak ada sih. Kita udah teriak-teriak tapi nggak ada orang. Sorry lancang naik buat samperin kamar lo. Tapi aneh soalnya kuncinya di luar. Ya udah gue inisiatif buka. Ternyata lo di dalem."

"Lo beneran nggak kenapa-napa, Nay?"

Kanaya mengangguk, "iya Cindy, Wenda. Aku baik-baik aja kok. Mama lagi kasih hukuman, jadi kamar aku di kunci dari luar."

Cindy dan Wenda manggut-manggut. Keduanya menatap seisi kamar Kanaya. Sedikit terkejut saat mendapati dua kelinci di sofa tengah memakan wortel.

DIA, CATURKU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang