HALLO!
SIAPA YANG NUNGGU CERITA INI UPDATE?
GIMANA, SENENG NGGAK KANAYA-CATUR COMEBACK AGAIN??
KANGEN SAMA SIAPA DI CERITA INI?

***
"Lo kenapa dah pake masker gitu? Lagi flu ya?" tanya Suci sambil mencekal lengan Kanaya.
"Iya, Nay. Tumben banget loh." sahut Sahila. Detik berikutnya, cewek itu melotot dibarengi guncangan pada tubuh Kanaya. "Jangan bilang lo lagi menghindari orang-orang supaya nggak kelihatan kalo lo habis mabok semalam."
"Tapi kan, Naya maboknya nggak banyak," ucap Mayla. "Lagian bukan alkohol yang baunya menyengat. Kenapa juga harus takut kecium orang-orang. Emang dia sebanyak itu apa minumnya."
Suci menatap Kanaya. "Terus kenapa lo pake masker? Kita juga biasa aja tuh."
"Nggak usah lebay deh, Nay. Santai aja kali." ujar Mayla.
"Eh, semalam lo pulang sama siapa, May?" tanya Suci.
"Bareng sama Wenda." jawabnya.
"Untung Mama Papa gue nggak curiga kalo gue abis minum alkohol. Lagian sih Bimo sama Wildan nantangin." gerutu Suci.
"Udah udah, jangan bahas mabok. Nanti malah pada curiga. Udah yuk masuk kelas." ajak Sahila.
Mereka menyusuri koridor menuju kelas. Tentunya melewati kelas Catur yang sangat Kanaya hindari. Pasalnya, setelah kejadian di mobil semalam, ia jadi malu menampilkan wajahnya pada orang-orang. Seakan-akan ia memiliki aib yang harus ditutup. Terlebih jika berpapasan atau bertemu langsung dengan Catur.
Kanaya mengalihkan pandangannya saat tidak sengaja melihat Catur di ambang pintu. Cowok itu berdiri dengan aura menenangkan. Ia tengah berbincang dengan Agil dan teman kelasnya yang lain. Terlihat, mereka keluar kelas ke arah gerombolan Kanaya.
"Uhuyy! Papasan sama pacar. Buka kali maskernya, Nay. Lo kenapa sih." celetuk Sahila sambil melirik Catur.
"Cie!" seloroh Suci dan Mayla bersamaan.
Sungguh. Kanaya tidak ingin bicara apapun. Bahkan untuk menatap ke semua orang seperti biasanya pun ia malu. Padahal tidak ada yang harus ia sembunyikan dari balik masker di wajahnya.
"Kenapa, Nay? Lo lagi flu batuk? Kok pake masker." tanya Agil.
Kanaya menggeleng. Buru-buru mengalihkan pandangannya. Ia mengindari tatapan Catur. Tentu saja cowok itu paham. Ia menepuk pundak Agil dan teman-temannya.
"Kalian duluan aja. Nanti sampe tribun kasih tahu yang lain ya. Gue nyusul." ucap Catur.
"Sip bro! Duluan ya!"
Sementara itu, Sahila berdeham. Tangannya menyenggol siku Mayla dan Suci. Isyarat untuk gegas meninggalkan Kanaya dan Catur. Mereka tidak ingin mengganggu karena dirasa keduanya akan membicarakan sesuatu.
Kanaya menunduk. Ia semakin panik saat teman-temannya pergi. Padahal adanya mereka cukup membantu agar ia bisa menghindari Catur. Tapi, cowok itu kini berdiri di hadapannya. Menunduk menatap Kanaya dengan kedua alis terangkat. Sesekali menggaruk tengkuknya. Menunggu Kanaya mengangkat pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, CATURKU [ON GOING]
Teen Fiction[CERITA INI MENGANDUNG UNSUR SEX EDUCATION] #2 - fiksiremaja [6/9/2021] #1 - catur [15/9/2021] #1- sexeducation [15/9/2021] #1 - bullying [20/11/2021] #2 - comeonrbc [15/9/2021] #3 - comeonrbc [16/9/2021] #1 - comeonrbc [18/9/2021] #7 - masasma [15...