63. Jaga Diri Ya

1K 149 60
                                    

HALLO! ADA YANG NUNGGUIN AKU UPDATE NGGAK?

Hati aman kan ya baca part sebelumnya??

Kalo gitu, siapin hati lagi buat part ini. Baca part ini sambil play mulmednya yaa

***

"Lo kenapa, Tur?" tanya Agil panik saat Catur memasuki kelas dengan keadaan wajah penuh lebam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo kenapa, Tur?" tanya Agil panik saat Catur memasuki kelas dengan keadaan wajah penuh lebam. Hal itu juga menjadi sorotan teman-teman kelasnya.

"Tur? Berantem sama siapa?" Yola berlari mendekat dengan raut tak kalah panik dari Agil.

Catur tidak merespons. Cowok itu duduk tanpa peduli tatapan mereka yang sebagian besar mengintimidasi. Hanya Agil dan Yola yang terlihat khawatir.

"Lo berantem?" Agil bersikeras ingin tahu. Ia duduk di meja Catur. "Sama siapa? Adik lo?" selidiknya.

"Emang kalian ada masalah apa sampai berantem kayak gini?" sahut Yola.

"Gue yakin, pasti nggak jauh-jauh dari Kanaya." tebak Agil.

Catur menghela napas lelah. Ia teringat semua percakapannya dengan Kanaya kemarin siang. Setelah itu Catur merasa frustasi dan ingin mengakhiri hidupnya. Dengan membiarkan Tigo menghabisinya, Catur kira semua akan selesai begitu saja. Tentu saja tidak.

"Kalau keadaannya kayak gini, mending jangan berangkat dulu, Tur." tutur Yola.

"Lo kayak nggak ngerti dia aja, mana bisa bolos sehari, apalagi hari ini ada ulangan Kimia." timpal Agil.

"Ya tapi kan lihat deh, lukanya parah gitu," sela Yola khawatir.

"Kalian berdua, bisa minggir nggak?" cetus Catur. Raut wajahnya datar namun tatapan matanya menyorot tajam.

"Ok-ok, kalau butuh apa-apa bilang ke gue." Agil menepuk pundak Catur beberapa kali. Ia berlalu dari hadapan Catur.

Sementara itu, Yola masih di sana. Menatap Catur iba. "Seriusan lo nggak pa-pa? Perlu gue ambilin obat?" tawar Yola.

"Udah di obatin," balas Catur cuek.

"Lo ada masalah sama Tigo?" tanya Yola.

Catur menatap Yola dengan sorot tak suka. Dari pancaran matanya, Catur mengusir Yola. Ingin cewek itu enyah dari hadapannya.

"Em, ok gue ngerti." ucap Yola seakan paham. "Eh, Tur. Kebetulan gue masih punya cokelat, lo mau?" tawarnya.

Lagi. Catur hanya merespons dengan tatapan datarnya. Kali ini disertai kepalan tangannya di atas meja. Meskipun ringan, namun Yola menyadari kalau Catur menolak tawarannya.

Yola tersenyum canggung, "atau mau di masukin ke loker lo?"

"Lokernya gue kunci." jawab Catur memalingkan wajahnya.

DIA, CATURKU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang