HALO! APA KABAR KALIAN?
UDAH LAMA NGGAK UPDATE, ADA YANG NUNGGU NGGAK?
KANGEN NGGAK?
***
"Catur, makan dulu." ucap mamanya. Sedari pagi wanita itu hilir mudik di dapur membuatkan sarapan untuk putra sulungnya yang terbaring sakit dari semalam. Efek hujan-hujanan kemarin sore berdampak pada tubuh Catur yang biasanya kebal.
"Nanti aja, ma. Belum pengin makan." jawab Catur lirih. Ia memunggungi mamanya dengan selimut yang menutupi sampai lehernya.
"Kamu ini biasanya kalau pergi-pergi sedia jas hujan, kemarin dari mana sih, nak ..." Sandra mengusap kepala Catur. Rautnya khawatir.
"Lupa, ma." balas Catur.
"Makan dulu ya, mama suapin."
Catur menggeleng pelan, enggan mengubah posisinya. Ia merasa sangat kedinginan namun juga panas di sekujur tubuhnya. Belum lagi rasa pusing itu menguasai kepalanya. Catur merutuki dirinya sendiri, hari ini ia melewatkan sekolah.
"Mama mau pergi sama papa, mau jenguk adikmu. Nanti Catur gimana, nggak apa-apa ditinggal?" tanyanya.
"Nggak pa-pa, ma. Nanti Catur makan terus minum obat." sahutnya.
"Beneran ya?"
"Iya, ma." Catur menoleh menatap mamanya disertai senyuman simpul.
"Ya udah jangan lupa makan ya. Mama nggak lama ko, jangan lupa di minum obatnya. Lekas sembuh anak baik." Sandra mengusap kepala Catur dengan usapan lembut. Cowok itu mengulas senyum. Membiarkan mamanya berlalu.
Catur tidak melakukan apa yang diperintahkan Mamanya. Ia tetap bergelung dalam selimut tebalnya. Menikmati detik demi detik rasa pusing, menggigil, dan panas yang beradu menjadi satu.
Tangannya meraba sisi ranjang. Mencari keberadaan ponselnya. Begitu ia menemuka benda pipih itu, netranya mengerjap-erjap. Mencari nama seseorang untuk menelfon memberi kabar.
"Gil, gue sakit. Tolong buatin surat izin ya. Gue panas dingin. Demam gara-gara kemarin."
Tidak ada sahutan, Catur menatap ponselnya. "Agil? Lo dengerin gue?"
"Iya bro! Sori tadi gue lagi ambil sepatu. Otw gue buatin surat izinnya. Makanya lo jangan begaya, hujan-hujanan dikit langsung demam."
"Iya, biasanya nggak gini," sahut Catur.
"Ya udah istirahat lo."
Catur menatap layar ponselnya dengan decakan kesal. Agil memutuskan panggilan telponnya. Ia teringat akan Kanaya. Buru-buru membuka blokirannya. Catur lupa, seharusnya sudah ia unblock dari kemarin. Tapi cowok itu lebih dulu dilanda demam dan melupakan ponselnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/247654556-288-k443393.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, CATURKU [ON GOING]
Novela Juvenil[CERITA INI MENGANDUNG UNSUR SEX EDUCATION] #2 - fiksiremaja [6/9/2021] #1 - catur [15/9/2021] #1- sexeducation [15/9/2021] #1 - bullying [20/11/2021] #2 - comeonrbc [15/9/2021] #3 - comeonrbc [16/9/2021] #1 - comeonrbc [18/9/2021] #7 - masasma [15...