45. Tidak Bisa Menghindar

974 75 6
                                    

Happy reading!

Jangan lupa vote ya❤️

Ada yang kangen sama kebersamaan Kanaya, Wenda, Cindy?

***

Kanaya tersadar, segera mencari celah untuk pergi dari hadapan Wenda dan Cindy. Kanaya tidak tahu, mengapa mereka malah menemukan persembunyiannya? Mati-matian menghilang, setelah sekian lama tidak bertatap, kini ketiganya saling bertemu.

"Nay tunggu!" Cindy menarik lengan Kanaya. Cewek itu menghadang.

"Kenapa lo lari?" tanya Cindy.

Kanaya menggeleng pelan, ia menatap kesana-kemari. Reflek melambaikan tangan ke arah Niken dan Chika yang sedang kebingungan mencarinya.

"Di sini!" seru Kanaya. Mereka berlari mendekat. Kanaya memaksakan senyumnya. Menepis tangan Cindy namun cewek itu tidak mengendurkan cengkeramannya. Wenda mendekat, mengangkat rahangnya tinggi-tinggi di hadapan Niken dan Chika.

"Kalian siapanya Naya?" tanya Wenda sinis.

"Kita sepupunya Kanaya, kalian siapanya?" sahut Chika menantang Wenda. "Terus ini kenapa pegang-pegang tangan sepupu gue?" Chika menepis tangan Cindy. Sekuat tenaga memisahkan Kanaya dari cengkraman Cindy.

Niken menyaksikan hal itu dengan geram. "Ini ada apa sih? Kalian mau nyari gara-gara? Dendam ya tadi lo jatuh karena Chika? Belum puas ributnya? Sini debat sama gue, gue jabanin!" Niken menyahut tegas. Tubuhnya lebih tinggi dari Cindy membuatnya leluasa menantang.

"Eh songong!" Cindy mendorong tubuh Niken. "Berani lo sama kita?"

"Loh ngapain takut?" Niken dan Chika maju, melindungi Kanaya dari mereka yang terlihat sangat berkuasa. Kanaya ketakutan, menggigit jemarinya.

Wenda dan Cindy saling pandang, sontak Wenda mendorong Niken, lalu Cindy memanfaatkan keadaan untuk menarik Kanaya kembali. Dan Cindy mendapatkannya.

"Lepasin!" sergah Kanaya. Kedua netranya memburam menahan bendungan air mata. "Kalian mau apa sih? Aku nggak mau ada keributan, biarin aku pulang. Nggak usah cegah aku." tegasnya.

"Diem, Nay." sahut Cindy menatap Kanaya tajam.

Niken dan Chika kebingungan namun mereka tahu harus bertindak seperti apa untuk bisa mencairkan suasana. Dengan mengaku sebagai sepupu saja mereka masih bertindak semena-mena terhadap Kanaya.

"Kita mau pulang, tadi mamanya Naya udah telpon." ucap Niken. "Kalian ada urusan apa sih? Nggak usah main kasar. Itu anak orang nggak sopan." tegurnya.

"Kita mau ada urusan sama Naya, pinjem bentar." ucap Wenda.

"Nggak bisa." sergah Chika.

"Lo siapa larang-larang kita?" ujar Cindy. "Naya temen kita, wajar kalau kita bertindak kayak gini, lagian kalian nggak paham banget sih. Gue sama Wenda udah biasa giniin Naya." jelas Cindy.

Chika tertawa ringan. "Kayak gini yang namanya teman? Kalau kalian temannya Naya, nggak akan main kasar, Naya nggak akan takut dan menghindari kalian. Temen apa setan?"

DIA, CATURKU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang