69. Backstreet?

868 96 21
                                    

Putus lagi boleh nggak nih? Wkwk

Kayaknya nggak mau banget kapal Catur-Kanaya karam. Padahal baru sebentar, oke sekarang nikmati kembali berlayarnya kapal kalian.... Semoga tidak karam secara tiba-tiba macam Titanic ya :v

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Minggir minggir! Kasih jalan dong woy ah elah!" seruan itu dari dua cowok kurus dengan wajah ketus memasuki gerumulan di kantin belakang sekolah. Keduanya mengedar pandangan lantas terbelalak senang saat mendapati apa yang menjadi tujuan mereka rela meninggalkan area lapangan di saat pertandingan basket sedang seru-serunya.

"WOY NDY! NDA! APA KABAR ANJING!" seloroh Bimo kegirangan memeluk Cindy dan Wenda yang saat itu posisi duduk mereka berdampingan.

"Si goblok kemana aja lo!" Wildan ikut andil memeluk mereka.

"Gue nggak bisa napas bego!" ketus Wenda.

"Anjing persia lo, kemana aja hah? Tega lo pergi dari kita semua. Kita baru aja bareng, baru seneng-seneng main di kelas, kita semua kesepian asal lo tau." papar Bimo marah namun matanya tidak bisa berbohong. Cowok itu sedih. Setelah sekian lama, akhirnya bisa bertemu Wenda dan Cindy.

"Sorry ya, Bim, Dan." sahut Wenda sendu.

"Ini lagi anak satu, gimana?" Wildan berkacak pinggang. Menatap Cindy dengan tatapan sengit. Tapi, Wildan juga khawatir ketika melihat raut wajah Cindy tak seceria dulu. Cewek itu muram dan pendiam.

"Wildan, Bimo, aku seneng, akhirnya bisa bertemu kalian lagi." ucap Cindy.

Bimo dan Wildan saling pandang. Ada yang berbeda dari gaya bicara seorang Cindy yang notabene cewek bar-bar. Saat itu, ia terlihat sangat lemah lembut.

"Udah berapa bulan, Ndy?" tanya Wildan lirih.

Cindy tersenyum sambil mengusap perutnya. "Jalan tiga bulan." jawabnya.

"Wah, gak nyangka gue bakalan jadi om om. Boleh pegang nggak?" tanya Bimo penasaran.

"Lo sentuh dia, pisau ini melayang ke lo." sahutan itu berasal dari kursi ujung. Cowok sangar yang menampilkan tatapan tajam ke arah Bimo dan Wildan.

DIA, CATURKU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang