"Mama sama papa pulang dulu ya, ingat jangan bikin ulah. Ini hari terakhir kamu sekolah."
"Iya, ma. Naya ke kelas ya."
Felisa mengecup kening anak gadisnya. Kanaya memaksa untuk berangkat sekolah dengan alasan ingin berpamitan pada teman-temannya bahwa mulai besok dan seterusnya Kanaya homeschooling.
Orangtua Kanaya juga sudah mengurus semuanya. Mereka bukannya mengekang Kanaya. Hanya saja untuk tetap tenang tanpa dihantui rasa khawatir yang berlebihan terhadap anak gadisnya, mereka tidak memberikan kebebasan pada Kanaya lagi.
Kanaya akan menghabiskan waktu belajarnya di rumah. Itu jauh lebih baik dari pada sekolah terbuka yang pada akhirnya ia tercemari ucapan serta tindakan negatif.
Pihak sekolah tidak mempermasalahkan hal itu. Mengingat, siswi bernama lengkap Kanaya Fradilla Nasution itu memang berbeda dari murid-murid sebayanya. Sikapnya masih terlalu lugu untuk ukuran remaja seperti Kanaya yang seharusnya sudah lebih aktif mengimbangi lingkungan temannya.
Dan, lagi. Kasus pelecehan Kanaya tidak pernah mereka lupakan. Saat kasus itu di tangani, sebenarnya pihak sekolah sudah menyarankan Kanaya untuk homeschooling. Tapi kalian tahu sendiri, Kanaya itu keras kepala.
Sehingga hari ini, kabar homeschooling-nya Kanaya menjadi kabar baik bagi Kepala Sekolah dan Guru-guru Sma 79.
***
Kanaya tidak langsung menuju kelasnya. Ia mengambil langkah pada lorong menuju kelas seniornya. Kanaya menghampiri kelas XI-Ips yang tak lain dan tak bukan ialah kelas Cecil.
Kanaya berdiri di ambang pintu. Raut wajahnya berseri, kedua tangannya mengeratkan tali ransel. Rambut panjangnya di kuncir kuda. Sejujurnya Kanaya tidak menyukai itu. Tapi pagi ini, Kanaya tampil beda.
Seisi kelas Ips itu mendadak hening saat Kanaya masuk menuju bangku Cecil dan dayang-dayangnya. Tadinya kelas tersebut gaduh akan nyanyian-nyanyian fals, rumpi pagi membahas artis yang poligami, lalu di bangku Cecil, Lala dan Ntin, ketiganya sibuk sendiri-sendiri sampai fokus mereka teralihkan saat Kanaya mengulurkan tangan pada Cecil.
Cewek beraut sinis itu menaikkan satu alisnya. Menilik penampilan Kanaya dengan reflek berdiri.
"Apa ni?" ucapnya sinis.
"Makasih ya kak, udah bantuin gue kemarin. Kalau nggak ada kak Cecil mungkin gue udah jadi cewek bernasib malang yang kehilangan keperawanan."
Cecil mengerutkan keningnya, ia menoleh pada Lala dan Ntin. Kini mereka berdiri di hadapan Kanaya dengan tatapan bingung dan syok.
Pertama, dari penampilan Kanaya yang berbeda dari hari-hari biasanya. Kanaya cenderung tampil sedikit berantakan dengan rambut panjang diurai yang kalau siang rambut itu lepek karena keringat, lalu seragam ia masa bodo. Tapi, anehnya pagi ini Kanaya berbeda.
Seragam rapih, rambut kuncir kuda, dan kalimat 'gue' yang tiba-tiba jadi ucapannya. Sejak kapan gadis itu senang menggunakan ungkapan 'gue'?
"Eh lo ngomong apaan? Ngelantur amat sih." sahut Lala berkacak pinggang.
"Tau nih, nggak ada badai nggak ada topan, tiba-tiba bilang makasih," imbuh Ntin. "Tadi lo bilang apa? Cecil bantuin lo? Emang dia ngapain, sekurang kerjaan itu sampai mau bantuin lo?" Ntin menyela sengit.
"Heh, kemarin Cecil sama kita, seharian ngerjain Akuntansi, lo lagi ngelindur apa gimana sih?" sahut Lala.
Cecil menatap datar, ia juga syok dengan perubahan Kanaya serta ungkapan gadis itu.
"Gue cuma berkepentingan sama kak Cecil, bukan sama lo, lo." ucapnya Kanaya sembari menunjuk Lala dan Ntin.
Keduanya melongo dibarengi netra yang membola.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, CATURKU [ON GOING]
Novela Juvenil[CERITA INI MENGANDUNG UNSUR SEX EDUCATION] #2 - fiksiremaja [6/9/2021] #1 - catur [15/9/2021] #1- sexeducation [15/9/2021] #1 - bullying [20/11/2021] #2 - comeonrbc [15/9/2021] #3 - comeonrbc [16/9/2021] #1 - comeonrbc [18/9/2021] #7 - masasma [15...