Part 43 | The List of My Jerks

702 71 7
                                    

[Hailexa Osbert]

Pagi ini Hailexa lagi-lagi terbangun seorang diri di atas kasur. Ia ingat semalam Aaron tidur di sampingnya saat larut malam karena baru selesai mengobrol dengan Damien. Lalu ke mana Aaron sekarang?

Hailexa menganggap dirinya adalah morning person, namun nyatanya ada yang jauh lebih morning person daripada dirinya, yaitu Aaron.

Hailexa kemudian bangun dan duduk. Lalu matanya membelalak penuh saat melihat banyak bunga bertebaran di lantai berwarna pink muda. Namun ada kelopak bunga berwarna merah yang tersusun rapi membentuk garis yang arahnya menuju pintu kamar.

"Aaron, ini kejutan apa lagi?" tanya Hailexa pada dirinya sendiri. Ia pun turun dari kasur dan mengikuti arah kelopak bunga itu.

Saat sampai di pintu, ia membuka perlahan, lalu mengintip sejenak sebelum membuka pintunya lebih lebar. Tidak ada siapa pun di lorong dan ia juga melihat kelopak merah masih terus berlanjut ke arah kiri hingga keluar dari lorong. Dengan sedikit terkantuk-kantuk Hailexa mengikuti kelopak merah itu hingga ke ujung lorong.

Kini Hailexa sudah melewati lorong, namun kelopak merah itu masih terus saja menunjukkan garis ke arah kiri lagi. Ia pun kembali mengikuti kelopak bunga yang ternyata membawanya keluar dari rumah dan tiba di halaman belakang rumah Aaron.

"Happy Birthday, Hailexa!" seru Aaron yang ternyata sudah berdiri di sana membawa bunga besar berwarna ungu. Sepertinya Aaron sudah hafal apa warna kesukaannya.

Lalu seketika Hailexa menyadari sesuatu.

'Tunggu, apa? Aaron bilang ulang tahun?' batin Hailexa bingung karena bulan ini masih September, sedangkan ulang tahunnya tanggal 8 Oktober, masih beberapa minggu lagi.

---

Tujuh tahun lalu...

Hailexa saat itu sedang berkemas untuk pindah. Ayahnya baru saja menyewakan apartemen, karena kehidupan barunya akan dimulai, menjadi seorang anak kuliahan. Ia akan lepas dari sandang menjadi anak konglomerat dan memiliki identitas baru: Hailexa.

Tiba-tiba suara ketukan kamar terdengar. Hailexa pun mengizinkan orang yang mengetuk untuk masuk. "Alexa, My Dear," panggil Adrianne, ibunya.

"Hai, Mom!" sapa Hailexa sambil masih memasukkan pakaian ke dalam koper super besar.

Adrianne berjalan mendekati Hailexa sambil bertanya, "Apa kau yakin dengan keputusanmu, Alexa?"

"Aku ingin kuliah, Mom. Dengan menjadi seorang Hailexa, orang-orang takkan mencurigaiku," ujar Hailexa mantap. Namun ketika melihat wajah lesu Adrianne, Hailexa berhenti memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

"Aku hanya takut saat kau berada di luar sana," ucap Adrianne resah.

Hailexa tersenyum lalu memeluk ibunya agar tenang. "Mom, semua akan baik-baik saja. Doakan agar aku bisa sukses sepertimu, agar semuanya takkan jadi sia-sia."

Adrianne perlahan membalas pelukan hangat anaknya, "Kau sama seperti Ayahmu, sangat ambisius."

"Dan sama juga seperti Ibumu yang gigih dan berani," kata Raymond, ayah Hailexa yang muncul di ambang pintu.

Pelukan Hailexa dan Adrianne terhenti. "Babe, ini hanya obrolan wanita. Kau tak boleh di sini," ucap Adrianne kesal.

Hailexa menahan tawa karena ribut kecil orang tuanya mulai kambuh. Bukankah ayahnya romantis karena selalu memuji ibunya? Lalu ia jadi terbayang, apakah pasangannya kelak akan selalu memujinya seperti ayahnya?

Raymond berjalan mendekat. "Ibumu juga pernah meninggalkan rumah mewah kakekmu, demi menjadi seorang animator," jelas Raymond seolah-olah menghiraukan omongan istrinya tadi.

Hailexa menatap Adrianne, "Benarkah, Mom?"

"Itu sudah lama sekali," kata Adrianne mengaku. "Kakekmu tidak pernah setuju jika Ibu menjadi animator."

"Tapi aku yakin kau pasti sesukses Ibumu, bahkan lebih," kata Raymond yang menepuk pelan kepala Hailexa. "Ya kan, Babe?" tanyanya pada sang istri.

"Babe, apakah kau yakin identitas Alexa tidak akan diketahui publik? Aku hanya mengkhawatirkan hal itu sejak kemarin-kemarin," ucap Adrianne sambil menatap suaminya. Ia takut penculikan anak perempuan satu-satunya akan terulang kembali.

"Aku sudah menjamin hal itu. Identitas baru, paspor, pokoknya semua akan disiapkan," ucap Raymond dengan mantap.

"Saranku, sebaiknya tidak hanya nama saja yang diganti, namun juga tanggal lahir. Publik tentu akan mencurigai jika tanggal lahir Alexa sama dengan Alex," kata Adrianne.

"Benar juga. Kau mau menentukan tanggal lahirmu, Princess?" tanya Raymond.

Hailexa melihat tanggal di televisi kamarnya menunjukkan tanggal 20 September. "Aku ingin lahir tanggal hari ini saja," katanya.

"Beberapa minggu sebelum ulang tahunmu yang sebenarnya, ya?" tanya Raymond memastikan. Hailexa mengangguk. "Baiklah, akan aku beri tahu pada asistenku untuk memasukkan tanggal lahir barumu pada seluruh kartu identitas barumu," tambahnya seraya merogoh ponsel lalu menelepon asistennya.

Hailexa sengaja memilih tanggal tersebut karena ingin tanggal lahir identitas barunya lebih tua daripada Alex. Ia selalu kesal dengan tingkah Alex yang  merasa sok jagoan dan sok dewasa, padahal hanya lebih tua beberapa menit.

---

Saat ini,
di halaman belakang rumah Aaron...

'Astaga!! Aku lupa hari ini adalah ulang tahunku sebagai Hailexa!!' batin Hailexa panik.

Aaron yang sedang membawa buket bunga besar kemudian diturunkan perlahan karena curiga dengan reaksi Hailexa yang tidak tampak terkejut. "Hailexa?"

To be continued...

-----

Tinggalin komentar dongg yang setuju mau DOUBLE UPDATE!!!

Shab serius nanya nihhh.

---

Keep in touch with me on:

Instagram: shabrinahuzna
Spotify: shabrinaafh

Spotify Playlist: The List of My Jerks

The List of My JerksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang