Jangan lupa tinggalin komentar. Please!!
Semudah itu mengapresiasi cerita Shab❤❤
-----
[Hailexa Osbert]
Usai meminum wine, Hailexa diajak ke ruang kerja Aaron yang ada di pabrik. Ia langsung menghela napas lega karena Jackson tidak dapat lagi memperhatikannya. Ya, Hailexa menyadari sejak tadi selalu diperhatikan oleh Jackson dan itu membuatnya agak risih.
Sifat Jackson jadi mengingatkannya dengan kembarannya, Alex. Sifat mesum mereka sama saja. Dasar pria womanizer!
Kini Hailexa memandang keseluruhan ruang kerja Aaron. Terdapat banyak penghargaan yang dipajang dan foto-foto. Tampaknya Aaron senang memajang memori di sebuah dinding, karena satu spot dinding di rumahnya saja ada yang didedikasikan untuk memajang foto.
"Jadi ini adalah foto kau ketika kecil ya?" tanya Hailexa sambil menunjuk sebuah foto anak balita berkulit hitam. Hailexa pun jadi tahu ternyata rambut Aaron ternyata agak sedikit keriting jika panjang. Aaron kecil sangat lucu, namun ketika Hailexa memandang Aaron yang sekarang,
'Gosh, you're fucking hot!' batin Hailexa yang tak sadar binar matanya mulai membesar, bagai anak anjing yang sedang melihat makanannya.
Aaron berjalan mendekati bingkai foto sedangkan Hailexa mengikut dan berdiri di sampingnya. Hailexa masih memandangnya terpesona. Rahang seksi Aaron, hidung mancungnya yang ia lihat dari samping.
"Ya, itu adalah aku ketika waktu berusia dua tahun. Saat itu aku sedang............"
Semakin lama suara Aaron semakin pudar di telinga Hailexa karena ia jadi melamun, terpesona akan pahatan Tuhan pada wajah Aaron.
"......lucunya, aku tiba-tiba saja diberi kejutan dan..." Aaron seketika menghentikan kalimatnya karena sadar diperhatikan oleh Hailexa. "Hailexa?"
Hailexa masih diam dan terdapat lekukan senyuman pada sudut bibirnya.
"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Aaron heran.
'Ketampanan,' batin Hailexa yang senyumannya semakin terbentuk.
---
[Aaron Bancroft]
Binar mata Hailexa begitu meluluhkan Aaron. Ia pun jadi ikut terbawa suasana oleh Hailexa yang sedang memperhatikannya. Ia mengagumi setiap detail wajah Hailexa. Bulu matanya, binar matanya yang berwarna biru, dan terakhir bibirnya.
Pabrik yang tampak suram ini karena warnanya yang dominan cokelat tua kini menjadi terasa hangat dan cerah hanya karena senyuman Hailexa.
Perut Aaron mulai terasa aneh. Seperti banyak kupu-kupu berterbangan. "Damn, I wanna kiss you."
Tanpa banyak pikir, Aaron langsung menyerang Hailexa. Tangannya menarik leher belakang Hailexa mendekat pada wajahnya. Cumbu panas itu membuat keduanya terengah.
Dalam ciuman, hasrat dan jiwa masokis Aaron tiba-tiba bertambah seiring waktu. Ia menyadari bahwa tangannya sudah menyentuh seluruh punggung Hailexa. Jika diteruskan akan semakin berbahaya. Ia pun melepaskan ciuman sebelum nantinya terjadi hal yang tak diinginkan.
"Hailexa, maafkan aku," ucap Aaron karena melihat baju Hailexa yang tampak lecak.
"Tidak apa. Maafkan aku juga," ucap Hailexa yang kemudian menggigit bibir bawahnya.
Ruang kerja pun menjadi hening. Ini benar-benar terasa kikuk. Aaron berdeham lalu bertanya, "Setelah melihat foto masa kecilku, aku jadi penasaran seperti apa kau sewaktu kecil," ucap Aaron.
Hailexa menyadari bahwa Aaron sedang mencairkan suasana kikuk di ruangan sehingga dengan semangat ia merogoh ponsel di celana. "Sepertinya aku memilikinya di ponselku."
Saat Aaron hendak melihat, Hailexa justru menghindar. Tampaknya ada foto yang tidak boleh dilihat olehnya. Aaron berusaha positif pada Hailexa, asal itu bukan foto dirinya bersama mantan saja. Tapi tentu saja itu tidak mungkin karena Hailexa tipikal yang akan langsung membenci mantannya sampai-sampai ditulis dalam daftar pria brengseknya.
Lalu tak lama Hailexa menunjukkan layar ponselnya. "Ini adalah aku ketika berusia masih beberapa bulan," ujarnya.
Dahi Aaron mengerut karena melihat outfit Hailexa yang tak asing baginya. Tampaknya ia pernah melihat. "Hailexa, apa kau sudah menjadi model sejak bayi?"
"Hah, apa maksudmu?" tanya Hailexa balik karena tak paham.
"Aku merasa pernah melihat outfit ini. Mungkin di majalah," kata Aaron. Ia pun jadi semakin merasa yakin pernah melihat kupluk ungu yang dikenakan Hailexa kecil. Ia pun kembali berusaha mengingat, namun tampaknya ingatannya masih samar-samar.
Hailexa tertawa dengan kebingungan Aaron. "Tentu saja tidak. Kau kan tahu aku baru jadi model saat kuliah. Lagi pula kupluk itu dijahit khusus untukku dari...."
"Dari?" tanya Aaron karena kalimat Hailexa terjeda sesaat.
"Umm, salah satu keluarga terdekatku."
Kecurigaan Aaron jadi bertambah karena jawaban ragu Hailexa.
Ruangan kembali kikuk. Aaron tidak ingin terlihat raut kecurigaannya sehingga ia pun mengalihkan topik dengan memuji wanitanya. "Setidaknya bayi mungil ini lebih cantik daripada yang kulihat di majalah, atau entahlah dari mana."
"Cantik dari mana? Sepertinya bayi sulit dibedakan cantik dan tampan jika tidak mengenakan pakaian yang sesuai dengan gender mereka."
"Bulu matamu, begitu lentik. Itu yang membuatmu cantik," puji Aaron. "Lalu hidung mungil itu. Lalu pipi chubby gemas itu. Lalu...."
"Shussh! Berhentilah," raut wajah Hailexa mulai memerah. Aaron tersenyum puas karena sukses mengalihkan kecurigaannya hanya dengan memuji wanitanya.
Tak lama kemudian Hailexa melirik jendela yang menghadap luar ruang kerja. "Omong-omong, apa Damien dan Jakcson sudah pergi meninggalkan kita?" Aaron tahu sebenarnya Hailexa sedang mengalihkan pembicaraan.
"Sepertinya begitu," ucap Aaron sambil menahan senyum. Ia yakin Damien pasti sedang membantunya untuk menjalankan rencananya untuk besok. Memberi kejutan terbesar untuk Hailexa.
Besok adalah tanggal 20 September, ulang tahun Hailexa berdasarkan informasi yang ia dapat dari Wikipedia.
Ya, Aaron kini resmi dijuluki menjadi Pria Stalker Melalui Google untuk kekasihnya sendiri. Mungkin nanti ia juga akan mencari tahu soal kupluk ungu tersebut lewat google.
KAMU SEDANG MEMBACA
The List of My Jerks
RomanceAll Chapters are Completed✅ Namun belum direvisi!! The Osbert Seri #3 [Diharapkan membaca Seri 1 & 2] 13+ "Karena pria akan menjadi brengsek jika belum bertemu The One mereka." --- PENTING!! Jika mengharapkan cerita roman dengan pasangan sesama kul...