Part 36 | The List of My Jerks

867 87 2
                                    

[Hailexa Osbert]

Hailexa tidak menyangka Aaron benar-benar tidur di sampingnya sekarang. Ralat! Sepertinya Aaron tidak benar-benar tidur, hanya memejamkan mata saja.

"Hailexa, berhenti memandangku," kata Aaron yang akhirnya membuka mata.

"Aku tak bisa tidur," ucap Hailexa sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kau masih khawatir soal Jackson, ya?" tanya Aaron. "Tenang, aku di sini."

Aaron mengelus-elus lembut bahu Hailexa. Padahal sebenarnya bukan perkara Jackson, karena Hailexa yakin Aaron bisa melindunginya. Namun hal yang membuatnya tak bisa tidur adalah wajah tampan Aaron sehingga ia jadi ingin terus membuka mata. Hailexa telah dibuat gila oleh pria satu ini.

Namun karena Aaron sempat menyinggung soal Jackson, Hailexa pun jadi bertanya-tanya. "Apa kau mau menjelaskan soal keluarga angkatmu termasuk Jackson?"

Aaron diam tak menjawab sehingga membuat Hailexa kembali meyakinkan. Ia bangun dari posisi tidurnya dan berkata, "Kumohon Aaron, jangan kau tutupi. Lagi pula Jackson juga akan tiba kemari."

"Baiklah," ucap Aaron sambil ikut bangun, "Apa yang ingin kau tahu soal mereka?"

Inilah hal yang ia sukai dari Aaron, memiliki sifat terbuka dan jujur. "Aku lihat saat di fashion show, kau dan Jackson tampak tidak akrab. Ada apa?" tanya Hailexa seraya menyilangkan kedua kakinya di atas kasur.

Aaron pun mengikuti Hailexa yang menyilangkan kedua kakinya. "Sebenarnya aku mencoba menjadi adik angkat yang baik untuknya. Aku ingin bisa akrab dengannya. Akan tetapi Jack terlalu iri padaku," jelas Aaron.

"Kenapa iri?"

"Karena Damien lebih sering memujiku dibandingkan Jack. Bisnis yang ia jalani bisa dibilang kurang terlalu lancar."

"Memangnya apa bisnis Jackson sebenarnya?" tanya Hailexa memastikan. Karena yang ia tahu Jackson memiliki bisnis properti dan mantan kekasihnya, Zach, sering berkumpul dengan sahabatnya yang lain di tempat bisnis Jackson.

"Dia melanjutkan usaha hotel dan kasino milik Damien," jelas Aaron.

Hailexa pun lansgung menganga tak menyangka, karena berarti Zach waktu bukan hanya sekedar berkumpul dengan sahabatnya, melainkan berjudi. Hailexa pun jadi semakin lega sudah putus dengan mantan kekasihnya itu.

Lalu Aaron melanjutkan. "Damien berharap banyak pada Jack agar bisnisnya dapat kembali bangkit, namun nyatanya dia tak berhasil. Damien selalu membanding-bandingkan hasil kerja kerasku yang dapat meneruskan usaha keluarga sedangkan Jack belum berhasil."

"Hmm, aku paham sekarang," kata Hailexa.

"Besok, kau harus tetap berada di sisiku, oke? Aku tak ingin dia menggodamu lagi seperti kejadian saat di fashion show maupun ketika kau di kedai kopi milik sahabatmu," tegas Aaron.

Hailexa saat itu langsung mengerutkan dahi karena sadar ia belum pernah mengenalkan Aaron pada Audrey. "Dari mana kau tahu aku memiliki sahabat yang mempunyai kedai kopi? Dan dari mana kau tahu Jackson pernah menggodaku di kedai kopi?"

Aaron langsung membuang wajahnya. "Shit," umpatnya.

"Aaron," tanya Hailexa sekali lagi sambil menarik wajah Aaron kembali menghadapnya. "Apa kau membututiku waktu itu?" tanyanya yang jadi was-was.

"Hailexa, maafkan aku," kata Aaron lemah.

"Maaf untuk?"

"Aku pernah membaca buku doff berwarna hitam milikmu saat di rumahmu waktu itu," kata Aaron mengaku.

Entah mengapa perasaan Hailexa langsung bercampur aduk saat mengetahuinya. Ia tentu marah karena Aaron berhasil merenggut privasinya, namun di sisi lain ia juga takut Aaron menyelidiki lebih dalam dan mengetahui siapa Hailexa sebenarnya. "Mengapa kau melakukan itu, Aaron?"

"Aku..." Aaron tampaknya bingung untuk menjelaskan.

Entah mengapa Hailexa tiba-tiba merasa suhu tubuhnya menjadi panas dan nada suaranya pun kini meninggi. "Itu privasiku, Aaron! Kau tidak bisa seenaknya seperti itu!"

Hailexa pikir ini akan menjadi perdebatan karena pasti nada bicara Aaron akan ikut tinggi sepertinya. Namun nyatanya, pria di hadapannya itu justru hanya menghela napas pelan dan berbicara dengan tenang. "Jika boleh kutanya, bagian mana dalam buku yang menjadi privasimu dan aku tak berhak untuk tahu?"

Kini giliran Hailexa yang terdiam. Selama ini ketakutannya hanya jika Aaron mengetahui siapa keluarganya, padahal dalam buku daftar pria brengseknya tidak tercantum sedikit pun soal keluarganya. Lalu untuk apa dia marah pada Aaron?

"Apa aku tidak berhak tahu soal masa lalu percintaanmu? Sedangkan aku sudah menceritakan banyak hal tentang masa laluku," tambah Aaron.

Hailexa semakin membisu karena sadar Aaron benar. Ia pun menundukkan kepalanya karena merasa tidak enak hati.

"Apa hal yang kau risaukan selama ini? Aku hanya ingin kau terbuka padaku, itu saja," tanya Aaron sambil mengangkat dagu Hailexa pelan agar berani menatapnya.

Memandang hazel mata Aaron membuatnya ingin menangis. Hailexa sebenarnya juga ingin menceritakan berbagai masalah pada Aaron, termasuk ketakutan soal keluarganya. Tapi prinsipnya sudah tertanam sejak dulu untuk tidak menyebar luaskan soal dirinya yang adalah salah satu anak dari Raymond Osbert. Hailexa yang tak bisa memendam semuanya sendiri akhirnya hanya bisa menangis sekarang.

Aaron begitu sabar menghadapi Hailexa dan kemudian langsung memeluknya hangat. Hailexa yang masih menangis dalam pelukan dan kemudian teringat sebuah memori dengan keluarganya. Ia ingat saat dulu kecil menonton ayahnya di televisi dan ayahnya mengenalkan anaknya pada publik, namun bukan Hailexa yang disebutkan oleh Raymond. Hailexa sudah biasa jika keluarganya berakting di depan publik seolah-olah ia bukan keluarga. Seperti aunty-nya, Emily, yang selalu bertingkah seolah-olah Hailexa sebagai anak buahnya di depan yang lain.

Jika boleh jujur, Hailexa iri karena tadi saat makan malam, Damien dengan bangga memperkenalkan Aaron dan menceritakan segala hal positif soal Aaron. Padahal Aaron hanya anak angkat. Sedangkan Hailexa, yang merupakan anak kadung dari Raymond, tidak pernah diperlakukan begitu. Tangis pun semakin menjadi saat Hailexa tak dapat mengotrol isakan tangis.

"Aku minta maaf jika aku terkesan memaksa, Hailexa," ucap Aaron sambil mengelus lembut punggung Hailexa.

Hailexa langsung menggelengkan kepala dan melepas pelukan. Ia memandang Aaron serius. "Jangan. Akulah yang seharusnya meminta maaf padamu. Aku telah bersikap egois karena tak mau terbuka. Kau benar, Aaron. Untuk apa aku takut untuk menceritakan mantan kekasihku padamu, padahal nyatanya kau pasti akan selalu melindungiku dari mereka."

Aaron tersenyum dan menyingkirkan anak rambut Hailexa yang menempel di wajah karena air mata. "Tentu saja aku memaafkanmu," ucap Aaron tulus sambil tersenyum.

Lalu mereka punmenghabiskan waktu mereka selama berjam-jam untuk membahas isi dari buku daftarpria brengsek milik Hailexa. Hanya rahasia itu saja yang dapat Hailexaceritakan pada Aaron. Aaron pun menjadi kekasih pertama yang mengetahui isidari buku tersebut.

Shab sangat mengapresiasi kalian yang sudah meninggalkan vote, komentar, dan share cerita Shab ke teman-teman kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shab sangat mengapresiasi kalian yang sudah meninggalkan vote, komentar, dan share cerita Shab ke teman-teman kalian. Terima kasih untuk masih tetap menunggu cerita ini.

See you on the next part!

Luff, Shab❤️

The List of My JerksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang