Part 11 | The List of My Jerks

1.2K 106 0
                                        

Di waktu yang sama...

[Anonymous]

Seorang pebisnis muda sedang merayakan kemenangannya. Di saat sedang menikmati minuman dinginnya bersama dengan teman-temannya, tiba-tiba ponselnya berdering, menunjukkan nama ayahnya.

Saat mengangkat, ayahnya yang juga merupakan seorang pebisnis berbicara. "Son, apakah berita mengenai Alex Osbert di Adelaide adalah perbuatanmu?" tanya pebisnis tua dari seberang telepon.

"Aku menyuruh orang untuk menembak Alex Osbert. Bagaimana? Kau senang dengan hasil kerjaku, Dad?" tanya anaknya dengan angkuh sambil menunjukkan ekspresi bahagia di depan teman-temannya.

"Bodoh!" bentak pebisnis tua itu. Seketika pebisnis muda jadi terdiam. "Aku memintamu untuk mencari tahu anak perempuan Raymond Osbert, bukannya malah bermain-main dengan pesaingmu saat ini."

Sejujurnya pebisnis muda itu masih tidak percaya dengan persepsi ayahnya yang mengatakan dulu anak yang diculik adalah perempuan. Penculikan memang terjadi saat ia berusia sepuluh tahun, dan ia melihat bayi yang diculik mengenakan kupluk berwarna ungu. Namun nyatanya, semua orang tahu anak dari Raymond Osbert hanya satu, Alex Osbert.

Tak lama, pebisnis tua kembali berbicara. "Lagi pula, semua berita meliput bahwa Alex Osbert tidak terkena tembakan."

"Apa?!" tanya sang anak dengan syok, karena ia mendapat kabar dari pesuruhnya bahwa mereka berhasil menembak Alex, meski tidak sampai tewas.

"Inilah yang tidak kusuka darimu. Kau selalu buru-buru puas dengan hasil kerjamu tanpa mengeceknya terlebih dahulu. Kurasa kau harus melihat berita di internet sekarang juga!" geram pebisnis tua.

"Tapi, Dad," sela anaknya.

"Sudahlah. Aku ingin menelepon adikmu yang sebentar akan sukses dengan bisnis yang digelutinya," sindir pebisnis tua yang kemudian langsung menutup telepon.

Kini sang anak mengacak-acak rambut pirangnya dengan frustasi. Kulit wajahnya yang berwarna putih kini berubah menjadi merah. Ia kesal dengan ayahnya sendiri yang selalu saja membandingkan dirinya dengan adiknya. Ia tahu, ayahnya sedang memanfaatkan adiknya sehingga bisnis adiknya dapat diambil alih ayahnya, agar keuntungannya dapat digunakan untuk masa pensiunnya.

Bagaimana pun juga, dia tidak akan bisa damai dengan adiknya.

---

[Hailexa Osbert]

Hari ini Hailexa merasa kantor terasa berbeda karena tidak melihat kehadiran ibunya di kantor. Padahal sudah beberapa hari berlalu sejak tragedi penembakan Alex. Untuk pertama kalinya Hailexa berharap ia bisa kembali tinggal di mansion, padahal selama tujuh belas tahun ia terkurung di mansion itu. Di sisi lain, ia juga jadi merasa takut pesaing bisnis ayahnya mengetahui dirinya. Semua ini membuat Hailexa menjadi penat karena terpaksa menyimpan beban ini pada dirinya sendiri.

Untuk mengalihkan pikiriannya, Hailexa memutuskan untuk menyibukkan diri dengan menjahit jas pesanan waktu itu untuk Aaron. Menjahit menjadi salah satu terapi baginya jika pikirannya sedang kalut seperti ini. Waktu telah berlalu dan ia merasa sedikit lebih tenang sekarang.

"Wow," ucap Stacy, saat melihat Hailexa telah menyelesaikan jas milik Aaron, "Itu jas untuk pria eksotis waktu itu?"

"Pria eksotis?" tanya Hailexa dengan alis yang dinaikan sebelah.

"Memang dia eksotis dan hot bukan?" tanya Stacy balik sambil tersenyum menggoda. Hailexa tahu, Stacy mencoba untuk menghiburnya.


"Dia biasa saja," jawab Hailexa datar. Lalu tiba-tiba saja muncul sebuah pesan yang masuk dan membuat pandangan Hailexa langsung beralih pada smartwatch-nya. Ternyata pesan itu dari maid rumahnya.

The List of My JerksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang