[Jackson Carter]
Rapat kali ini Jackson berhasil meyakinkan investor. Ini adalah awal baru menuju kesuksesan tanpa adanya bayang-bayang mengharapkan pujian dari ayahnya, Damien Carter. "Terima kasih atas kepercayaan Anda," kata Jackson sambil menjabat tangan sang investor.
"Lokasi Anda sangat strategis, tentu kami tidak akan melewatkan peluang ini," kata investor sambil membalas jabatan tangan Jackson.
Jackson tersenyum puas. Semua rencananya berhasil karena bantuan Alex Osbert. Sesuai dengan perjanjiannya, Alex akan menawarkan tanah yang lebih strategis untuk membangun cabang hotel dan kasino milik keluarga Carter. Sepertinya ia harus memberi Alex sesuatu sebagai tanda terima kasih.
Saat para investor keluar dari ruang rapat, Jackson merogoh ponselnya dari saku celana dan ingin segera mengabari kekasihnya soal kabar bahagia ini. Ia berharap mendapat notifikasi dari Johanna, namun sayangnya nama yang tertera pada layar jusrtru adalah Aaron Bancroft.
Lima panggilan tak terjawab.
Dahi Jackson berkerut dan langsung menghubungi adik angkatnya itu. Saat terhubung, "Aaron, ada apa?" tanyanya.
"Jack, segera ke rumah sakit. Johanna mengalami pendarahan!"
"Shit!" Jackson langsung berlari keluar dari ruang rapat menuju basement. Selagi berlari, Jackson mulai menyalahkan dirinya sendiri dalam hati. Ia menyesal tidak bisa berada di sisi Johanna selagi seperti ini.
---
Jackson tiba di rumah sakit. Ia membuka pintu kamar pasien VIP dan melihat Aaron yang tampak sedang menghubungi seseorang dengan raut resah.
Deritan pintu yang terbuka membuat Aaron menoleh ke arah Jackson seraya menjauhkan ponsel dari telinga. "Jackson, dari mana kau tahu kami ada di ruangan ini? Aku baru saja mencoba menghubungimu untuk memberi tahu nomor ruangannya."
Pertanyaan Aaron tidak dijawab karena Jackson fokus pada Johanna yang terbaring dengan infus pada tangannya. Jackson mengusap matanya karena air mata nyaris akan jatuh. Ia berjalan mendekati ranjang dan langsung menggenggam tangan Johanna. Ia mencium punggung tangan Johanna dengan lembut. "Baby," lirihnya.
"Jack," panggil Aaron lagi. "Dari mana kau tahu nomor kamar Johanna?"
Jackson kini memberanikan diri menatap Aaron meski dengan mata yang berkaca-kaca. "Karena ini adalah kamar pasien yang sering Johanna pakai."
Aaron menggeleng tak menyangka, "Maksudmu, Johanna seperti ini bukan yang pertama kali?"
Jackson hanya diam, bingung harus menjawab apa. Tidak ada yang tahu penyakit Johanna selain dirinya dan orang tua Johanna. Apakah sekarang waktu yang tepat untuk memberi tahu Aaron?
Kemudian pandangan Jackson beralih pada teman Aaron yang sedang duduk di sofa. Dia memiliki wajah dengan ras Arab. Apakah dia teman Johanna sewaktu kuliah itu?
"Oh, kenalkan. Dia Fayeez Ummayer," kata Aaron mengenalkan.
Jackson kini memasang wajah heran pada Aaron. Padahal kemarin malam adik angkatnya itu tampak resah dan cemburu pada Fayeez yang adalah mantan kekasih Hailexa, namun mengapa Aaron tidak tampak memusuhinya?
"Aku Fayeez Ummayer, teman kuliah Johanna," katanya sambil mengulurkan tangan pada Jackson.
"Aku tahu," kata Jackson sambil membalas jabatan tangan Fayeez. "Aku Jackson Carter, kekasih Johanna." Ini adalah pertama kalinya Jackson memperkenalkan dirinya sendiri sebagai kekasih, biasanya ia hanya memberi tahu orang-orang dia adalah sepupu Johanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The List of My Jerks
RomanceAll Chapters are Completed✅ Namun belum direvisi!! The Osbert Seri #3 [Diharapkan membaca Seri 1 & 2] 13+ "Karena pria akan menjadi brengsek jika belum bertemu The One mereka." --- PENTING!! Jika mengharapkan cerita roman dengan pasangan sesama kul...
