Part 8 | The List of My Jerks

1.4K 112 0
                                    

[Hailexa Osbert]

Esok harinya, Hailexa berada di butik dan terus memandang jam digital yang menunjukkan pukul 13.00. Lalu datang Emily dengan wajah heran. "Hei, apa yang sedang kau lakukan di sini? Biasanya kau tidak ingin berada di butik karena takut dengan pelanggan pria yang akan menggoda," kata Emily.

Hailexa pun mencari alasan, aunty-nya tidak boleh tahu dulu soal Aaron Bancroft. Terkadang sifat jahil Emily suka muncul, bahkan di saat di tempat kerja sekalipun. "Umm, salah satu teman dekatku ada yang ingin mengunjungi butik, Mrs. Rough. Jadi aku ingin melayaninya secara langsung," ucap Hailexa sopan, karena kebetulan di sana ada salah satu rekan kerjanya yang sedang memeriksa stok pakaian yang ada di butik.

"Baiklah," jawab Emily seraya berjalan ke belakang butik menuju kantor di lantai atas.

Hailexa menghela napas panjang karena lega Emily tidak mengetahui kepanikannya. Namun tidak dengan rekan kerjanya yang kini sedang tersenyum jahil pada Hailexa. "Teman atau teman?" tanya Stacy.

"Stacy, kumohon bersikap biasa saja saat dia datang," pinta Hailexa memohon. Saat ini detak jantung Hailexa benar-benar tak karuan. Padahal yang datang hanyalah Aaron, pria yang sudah menyelamatkannya dua kali dari bencana.

"Kau bilang dia pria baik-baik, mengapa harus minta ditemani aku, Xa?" tanya Stacy santai sambil bolak-balik memandang kertas yang dipegang dan melihat deretan baju-baju yang terpajang.

Hailexa hanya diam saja tak menjawab.

Stacy kini berdiri menghadap Hailexa, "Apakah ini rahasiamu yang lain?" tanyanya yang memasang raut bosan. Entah mengapa Hailexa jadi merasa bersalah karena sudah bersahabat lama dengan Stacy, namun Hailexa selalu saja meyembunyikan rahasianya. Bukan apa, Hailexa hanya takut jika Stacy pada akhirnya tahu bahwa dia adalah anak dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Tak lama kemudian, pintu butik terbuka dan Hailexa melihat Aaron dengan pakaian casual-nya. Hailexa kemudian menghela napas panjang dan sambil tersenyum. "Hai, selamat datang di butik!" sapanya dengan sopan.

Di samping Hailexa, Stacy yang sedang membereskan dokumen tiba-tiba berkata, "Hailexa, aku dipanggil oleh Mrs. Rough. Aku tinggal dulu, ya." Hailexa hanya memicingkan mata karena tahu Stacy malah meninggalkannya dengan Aaron berdua. Stacy hanya cuek dan terus berjalan keluar dari butik.

Kini di dalam butik hanya tinggal Hailexa dan Aaron. "Hai, Hailexa!" sapa Aaron balik dengan nada suara rendahnya yang khas. Ya ampun, Hailexa bahkan kini sudah hafal dengan suara Aaron.

Act professional, Hailexa, ucapnya dalam hati. "Ikuti aku." Aaron pun mengikutinya dari belakang.

"Jadi kau ingin model jas yang seperti apa?" tanya Hailexa ramah sambil menunjukkan beberapa model rancangan jas yang melekat pada patung-patung manekin.

Aaron mendekat ke arah Hailexa dan mulai memperhatikan dengan detail beberapa jasnya. "Apakah aku cocok dengan warna yang ini?" tanyanya sambil menunjuk jas yang bermotif kotak-kotak.

Lalu Hailexa justru berhenti pada manekin yang berwarna biru dongker polos. "Umm, kurasa kau lebih cocok dengan warna netral seperti ini, namun sepertinya aka nada sedikit modifikasi sedikit dariku." ujarnya berpendapat, karena setelah melihat badan Aaron dari atas hingga bawah ia tiba-tiba mendapat ide untuk desain baru.

Aaron kini memegang dagunya sambil memandang manekin. Seketika Hailexa diam terpana melihat posisi cool Aaron seperti ini, saat jari-jarinya mengelus-elus janggut tipisnya.

Ya Tuhan! Ada apa denganmu, Hailexa?

"Baiklah," ucap Aaron secara spontan dan membuat Hailexa sadar dari lamunan. "Sepertinya kau benar, akan lebih cocok jika berwarna netral saja."

The List of My JerksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang