All Chapters are Completed✅
Namun belum direvisi!!
The Osbert Seri #3
[Diharapkan membaca Seri 1 & 2]
13+
"Karena pria akan menjadi brengsek jika belum bertemu The One mereka."
---
PENTING!! Jika mengharapkan cerita roman dengan pasangan sesama kul...
Sebuah cincin berlian cantik ternyata ada di dalam kotak kecil itu. Hailexa langsung terkesima dan menutup mulutnya sendiri. "Aaron, kau serius?"
Aaron bangkit dari sikap berlututnya dan membelai pipi Hailexa dengan lembut. "Hailexa, kau adalah jawabanku selama ini."
Mata Hailexa sudah berlinang air mata. "Apa alasanmu memilihku sebagai wanita selamanya untukmu? Maksudku kita baru bersama kurang dari satu tahun, bahkan setengah tahun."
Aaron menyisir rambut Hailexa dengan jari-jari tangannya sambil berkata. "Tak perlu waktu panjang untuk mengenal seseorang yang akan menjadi selamanya untukku. Kau tahu mengapa? Karena aku masih punya waktu sepanjang hidup ini untuk mengenalmu lebih dalam."
Hailexa terkesima dengan kata-kata Aaron yang lontarkan. Binar mata Aaron benar-benar menunjukkan keyakinannya untuk menjadikan Hailexa sebagai selamanya. Entah mengapa kepalanya mulai terbawa kembali pada saat pertama kali mereka bertemu. Saat Aaron dengan yakin menariknya dari gulungan ombak tinggi ke atas jetski. Lalu saat Aaron memberikan tepuk tangan paling keras usai fashion show pertama Hailexa. Dan tentu saja liburan mereka saat di Hunter Valley.
Dari semua kenangan yang mereka lalui dalam waktu yang terbilang singkat, tidak ada ciri-ciri yang menunjukkan Aaron adalah pria brengsek. Pertengkaran pernah mereka lalui namun itu adalah bagian dari lika-liku kehidupan pasangan.
Namun entah mengapa masih ada sedikit keraguan dalam hati Hailexa. Menikah dengan Aaron tentu membuatnya akan memiliki tanggung jawab lebih dari ini. Mungkin terdengar egois, namun Hailexa sekarang sedang menikmati masa kedekatannya dengan keluarga. Secara, dia tidak perlu lagi diam-diam jika ingin bertemu keluarganya karena dunia telah tahu dia adalah bagian dalam keluarga Osbert. Dulu Hailexa tidak bisa sebebas ini bertemu keluarganya. Hailexa masih ingin lebih lama menikmati masanya sebagai seorang anak, bukan seorang istri.
Hailexa kembali menumpahkan tangisnya. Perlahan kepalanya ia gelengkan. "Aaron, aku minta maaf. Aku tidak bisa."
Terdengar helaan napas Aaron yang rautnya jelas sedang kecewa. "Ada apa, Hailexa?"
Kini Hailexa berusaha mengatur napasnya yang tak beraturan akibat tangisnya. Ia sendiri bahkan masih ragu dengan jawabannya tadi karena tak ingin menyakiti Aaron. Wajah kecewa Aaron tentu membuat hati Hailexa juga ikut sakit.
Aaron kemudian menangkup kedua tangannya pada pipi Hailexa. "Xa, kumohon. Jadilah milikku," kali ini nada suara Aaron semakin memohon.
Menatap mata Aaron semakin membuat Hailexa melemah. Ia pun menundukkan kepalanya agar ia tetap berpegang teguh pada jawabannya. Akan tetapi Aaron menarik dagunya ke atas dan membuatnya terpaksa melihat Aaron. Hailexa langsung memejamkan matanya dengan air mata yang masih mengalir.
"Hailexa, tatap aku."
"Aku tak bisa," lirih Hailexa yang semakin merapatkan pejaman mata.
"Xa, tatap aku. Kumohon," pinta Aaron dengan sangat-amat memohon, seolah ia tahu kelemahan Hailexa adalah hanya jika melihat mata Aaron.
Perlahan Hailexa membuka mata dan ia dikejutkan dengan mata Aaron yang sudah berkaca-kaca, sama seperti dirinya. "Kumohon, Xa. Kau adalah hidupku. Aku tak pernah merasa seyakin ini. Aku ingin kau menjadi bagian dalam keluargaku."
Kalimat Aaron seolah menampar Hailexa secara tidak langsung. Waktu dulu Hailexa memang telah kehilangan keluarganya karena dirinya harus berpura-pura untuk tidak menjadi seorang Osbert. Namun lain cerita dengan Aaron yang benar-benar kehilangan keluarganya. Hailexa pernah menjadi seperti Aaron, kesepian karena tak memiliki keluarga.
Mungkin keluarga Carter adalah keluarga bagi Aaron, namun kehangatan itu tentu tidak dimiliki seperti dirinya dengan ayah, ibu, dan Alex. Aaron merindukan kehangatan keluarga.
Sekali lagi, mata yang menatapnya tulus, ucapannya yang terdengar jujur membuat Hailexa memikirkan sekali lagi atas jawabannya. "Ada satu permintaan dariku."
Mata Aaron tampak begitu cerah luar biasa dan langsung mengangguk. "Apapun."
"Aku ingin kita bertunangan dulu. Kau mungkin sudah mempertimbangkan ini dalam beberapa waktu. Jadi, beri aku juga waktu sampai aku merasa siap untuk menikah. Jika kau menolak permintaanku, aku tidak masalah. Mungkin aku bukan wanita yang tepat unt-"
Ucapan Hailexa terpotong karena tiba-tiba Aaron mencium bibirnya dengan lembut. Hailexa membalas ciuman itu dan ketika terhenti, Aaron membelai rambut Hailexa. "Aku tidak masalah menunggu. Ayahmu sudah mewantiku soal kau akan berkata seperti ini."
"Ayahku?" tanya Hailexa kaget.
"Ya. Ayahmu sangat-amat mengenalmu dengan baik hingga dugaannya soal kau takut untuk menikah cepat adalah benar," jawab Aaron.
"Tunggu dulu, jadi kau bertanya pada ayahku soal lamaranmu ini, sebelum kau bertanya padaku?"
"Sudah kubilang. Aku pria kuno. Aku ingin meminta restu kedua orang tuamu terlebih dahulu sebelum mengutarakannya padamu. Mereka berdua menyerahkan semuanya padamu."
Kembali pada perdebatan Hailexa dengan ayahnya waktu itu. Padahal waktu itu Raymond sempat tidak percaya Aaron akan membawa anaknya pada jenjang serius. Dan ternyata terjawab sudah. Aaron ingin serius dengan Hailexa.
"Oh ya, satu lagi."
Hailexa memasang raut bingung ketika Aaron mencari sesuatu di saku celananya. Lalu Aaron menunjukkan sebuah card access. "Apa ini?"
"Aku sudah membuat perjanjian dengan Jackson soal siapa yang menjamin masa pensiun Damien Carter dan aku bertanggunng jawab atas tempat tinggal Damien. Damien tinggal di rumahku, di Hunter Valley. Namun tentu saja hubungan serius aku dan dirimu tentu tidak bisa dijadikan hubungan jarak jauh. Jadi aku membeli rumah untuk kita berdua."
Hailexa mengerjapkan matanya. "Apa?" Ia terkejut sekaligus terkagum di saat yang bersamaan. Aaron benar-benar sudah memikirkannya dengan matang. Hailexa bahkan sempat lupa mereka ini ada pada hubungan jarak jauh: Hunter Valley dan Sydney."Apakah ini tidak berlebihan, Aaron? Kau bisa tinggal di rumahku juga."
"Sudah kubilang, aku pria kuno."
Hailexa berbarengan mengucapkan pria kuno dengan nada suara yang meledek. "Pria kuno. Ya-ya-ya!" Aaron dan Hailexa sama-sama tertawa.
Sebenarnya Hailexa tidak ingin Aaron menjadi berlebihan seperti ini. Namun di sisi lain, ia juga baru tahu bahwa Aaron adalah tipe orang yang bahasa cintanya atau love language-nya adalah dengan hadiah atau gifts.
"Jadi boleh kupasangkan cincin ini?" tanya Aaron.
"Tentu," kata Hailexa sambil menunjukkan tangan kanannya.
"Mrs. Soon to be Bancroft!" kata Aaron usai memasang cincin.
"Mr. Soon to be My Husband!" jawab Hailexa dan kembali mereka mencium satu sama lain.
Hailexa tidak pernah merasa seberuntung ini memiliki seorang kekasih kulit hitam yang begitu perhatian padanya hingga Hailexa siap untuk menikah. Hingga pada akhirnya, Hailexa memutuskan siap untuk menikah daalam jarak waktu 3 bulan kemudian.
---
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.