Part 48 | The List of My Jerks

802 81 12
                                        


Anyways, mohon maaf banget telat upload.

Kalau kalian follow Instagram Shab, pasti kalian tahu Shab beberapa hari lalu sedang merayakan wisuda, hehe. Sekali lagi thank you buat pengertian kalian.

Selamat baca gengs 😘

---

[Aaron Bancroft]

Entah sudah berapa botol alkohol yang Aaron habiskan semalam, demi melupakan masalahnya dengan Hailexa. Sejak Hailexa pergi hari itu, Aaron sangat amat khawatir dengan Jackson yang akan menyakiti Hailexa. Meski Damien sudah berkata bahwa Hailexa takkan dilibatkan, namun Aaron belum sepenuhnya percaya dengan Jackson. Kakak angkatnya bisa berbuat apapun demi balas dendamnya pada Alex Osbert.

Ketika Aaron mencoba untuk bangun dari kasur, kepalanya terasa sedikit pening. Meski begitu, ia tetap berusaha untuk dapat duduk di atas kasur. Saat bangun dan sudah cukup sadar, penciumannya mendadak menjadi tajam saat adanya aroma tubuh Hailexa. Sial. Padahal ia baru kenal dengan Hailexa satu bulan dan ia sudah hafal betul aroma khas wanitanya itu. Terutama aroma rambutnya yang begitu khas.

Segala pikiran Hailexa harus dihentikan. Satu-satunya cara adalah dengan bekuda. Sepertinya hari ini akan pergi berkuda menuju pabriknya sekaligus melakukan pengecekan rutin. Ia pun segera menyibak selimut dan bergegas mandi.

Cuaca pagi ini sangatlah mendukung untuk berkuda, seperti semesta sedang bekerja sama membantunya untuk move on dari Hailexa. Aaron yang sudah berada di atas kuda kemudian mengapit kedua pahanya agar dapat seimbang saat berkuda.

Kuda Aaron berlari dengan kecepatan maksimal sehingga ia tiba dipabrik kurang dari lima menit dengan jarak yang ditempuh empat kilo meter. Dengan segera Aaron turun dari kuda, menalikan kudanya pada kayu yang tersedia, lalu menyapa beberapa karyawannya di sana.

Saat sedang mencicipi wine terbaru yang hendak diimpor ke Bali, tiba-tiba ia mendapat panggilan dari pemilik toko wine terbesar di Bali. "Speak to the devil, haha," ucap Aaron saat melihat nama Mr. Beni.

"Halo Mr. Bancroft," sapa Mr. Beni dari seberang telepon dengan aksen Balinya yang khas.

"Halo, Mr. Beni. Apa kabar Anda?"

"Saya sehat, bagaimana denganmu?"

"Luar biasa. Ada yang bisa saya bantu?"

"Begini. Beberapa minggu lagi saya hendak membuka cabang store wine terbaru dan saya ingin kau menghadiri grand openingnya dan ini merupakan kesempatan besar untukmu mempromosikan wine terbaru milikmu. Apa kau tertarik?" ajak Mr. Beni.

"Beberapa minggu lagi, ya?" tanya Aaron sambil mengelus dagunya sendiri dengan jari jempol dan telunjuk. Mata Aaron tertuju pada chart keuangannya. Sepertinya biaya untuk pemasaran masih sangat cukup sehingga Aaron menjawab dengan pasti, "Saya ikut."

"Baiklah, kalau begitu saya tidak akan menawarkannya kepada perusahaan wine lainnya. Grand opening ini spesial untuk promosi wine-mu saja," jawab Mr. Beni.

"Wah, terima kasih banyak Mr. Beni atas kesempatannya," ucap Aaron bahagia dan sekaligus bersyukur atas keramahan Mr. Beni.

"Sama-sama. Untuk lebih detailnya, saya akan mengirim surel ke email kantor Anda," jawab Mr. Beni.

Saat telepon tertutup, Aaron kemudian bersandar santai di kursi megah ruangannya. Rasanya ia puas atas impor wine-nya yang pasti akan berhasil. Kalian masih ingat dengan beberapa bingkai foto yang dipajang di ruang kerja Aaron? Salah satunya adalah foto Aaron sewaktu kecil dengan kedua orang tua dan kakaknya.

The List of My JerksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang