48-eps

182 23 27
                                    

Semua tokoh pada cerita ini milik JK Rowling

(ada tambahan tokoh dari author)

.

.

.

Selesai kelas ramuan.. lagi lagi hanya kelompok Slytherin lah yang mendapat poin tambahan. Selama pembuatan ramuan tadi, banyak murid murid yang mengeluh karena salah menghitung putaran tongkatnya saat mengaduk. Sehingga kesalahan itu secara otomatis langsung menggagalkan seluruh langkahnya.

Namun sebenarnya.. kelompok Rhea hampir berhasil. Mengingat, Rhea 'lumayan' lihai dalam pelajaran ini. Tapi pada akhirnya, kelompok Rhea tidak berhasil. Bukan karena ulah Rhea. Tapi salah satu temannya salah memasukkan taring ular terlalu banyak.

Dan tentu Snape tidak main main. Selama pembuatan itu, para murid yang melakukan kesalahan benar benar dipotong 15 poin. Dan ditambah 60 poin jika gagal membuat ramuan. Maka poin asrama Ravenclaw, Gryffindor, dan Hufflepuff, turun dengan drastis. Bahkan yang tadinya asrama Hufflepuff yang memimpin.. sekarang Slytherin jauh diatas mereka semua.

Memang jika dipikir pikir, perlakuan ini sangat tidak adil dan terlalu kejam. Snape memang egois dan mau menang poin untuk asramanya. Dan para murid.. hanya bisa menerima apa yang 'Professornya' berikan. Termasuk potongan poin yang sangat banyak ini.

Sekarang para murid sedang berkemas dengan cepat. Mereka tidak suka berada dibawah sini berlama lama. Bahkan anak Slytherin juga tidak nyaman berada disini. Dingin, lembab, gelap.. layaknya ruangan Snape yang tidak ada kehidupan. Mereka berbondong bondong mencuri celah untuk keluar dari tempat ini. Ada beberapa yang sedikit berteriak karena terapit di dalam keramaian saat semua merebut pintu keluar yang tidak terlalu lebar itu.

Snape tidak mengusik itu. Ia sibuk dengan perkamennya.. yang terlihat seperti itu. Padahal, Snape diam diam mengawasi Rhea dengan membaca pikiran Rhea. Dan kebetulan.. dari semua murid, hanya Rhea yang sepertinya malas bergerak. Bahkan dia tidak mengemas barangnya dengan buru buru. Walau sebenarnya.. Rhea juga tidak suka berada di ruangan ini.

Dan setelah semua keluar.. Rhea masih tidak sadar bahwa Snape mengawasinya dari tadi. Apalagi.. sekarang Rhea tinggal seorang diri. Tapi Rhea benar benar tidak menyadari itu. Pikirannya seperti buyar memikirkan ini dan itu. Ia takut dengan Snape yang tadi membentak Gail. Tapi bukannya buru buru keluar.. dia malah berlama lama keluar dari ruangan itu.

Tapi pada akhirnya, Rhea membawa barang barangnya dan melangkah ke arah pintu. Namun Snape tentu tidak akan membiarkan itu terjadi.

Rhea hanya perlu melangkah sekali lagi untuk lepas dari ruangan itu.

"Aury- ergh.. Ms. Claire!", teriak Snape

Rhea berhenti dari langkahnya lantas berbalik. Ia mengangkat satu alisnya lantas bertanya, "ya? ada yang bisa kubantu?".

Tapi entah mengapa tiba tiba saja pipinya memerah. Ia seperti tidak bisa jika Snape mengajaknya berbicara. Atau hanya sekedar mendengar namanya dipanggil oleh Snape.

"bisa kah kau membantuku sebentar disini?", tanya Snape dengan mata tajam yang tertuju pada Rhea

Tentu Rhea tidak dapat berdiri dengan benar saat itu. Kakinya lemas. Professor Snape meminta bantuan? sejak kapan dia meminta bantuan.. dan kenapa harus aku?, ucapnya dalam hati sambil merunduk

"sejak kau menjadi kekasihku", jawab Snape

Lantas Rhea langsung menghadap kan wajahnya kearah Snape. bagaimana dia bisa tahu apa yang ku pikirkan?, tanya lagi dalam hati

ABOUT US-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang