76-eps

162 15 4
                                    

Semua tokoh dalam cerita ini milik JK Rowling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua tokoh dalam cerita ini milik JK Rowling

(ada tambahan dari author)

.

.

.

Hari sudah siang. Siang ini, hampir sama dengan tadi pagi. Sejuk, matahari tidak begitu cerah, tapi tidak ada tanda tanda akan hujan. Hari yang pas. Sementara itu, beberapa murid sudah berlari lari menuju aula besar untuk makan siang. Tapi beberapa masih ada yang tertidur walau sudah pukul 1 siang. Kemungkinan mereka terlalu lelah dengan acara semalam.

Yang jelas, mereka yang sudah berlari lari merebut tempat duduk di aula itu, sudah merasa bosan. Mereka memang suka dengan libur satu hari ini. Tapi ternyata, tidak ada kegiatan yang mengisi hari mereka itu sangat membosankan. Terlebih lagi, mereka tidak bisa melakukan banyak hal karena terlalu lelah.

Sementara itu, aula besar sudah kembali dengan dekorasi biasa. Semalam setelah selesai dengan acara Yule Ball, Headmaster langsung meminta Hagrid, Professor Flitwick, Professor Ronoris, dan Mr Filch untuk membersihkan serta mengembalikkan semua. Yang mana sebenarnya, Professor Mcgonagall hendak juga meminta tolong pada Snape. Tapi orang itu sudah tidak terlihat semenjak pertengahan acara. Bahkan setelah dansa pembuka, Snape sudah tidak ada di aula.

Karena jelas.. bahkan sampai siang ini, Snape belum keluar dari ruangannya. Pria itu masih setia di bawah sana bersama gadis yang paling ia cintai. Bersama Rhea, mereka menghabiskan waktu mereka, setelah bercinta, untuk berbincang ringan. Sesekali bermain permainan yang berasal dari dunia Rhea. Yang terkadang Snape tidak mengerti. Bermain jari, suit atau apalah yang Snape tidak tahu.

Tapi Snape pendengar instruksi yang baik. Lagi pula, ia dari tadi juga hanya menurut apa yang Rhea katakan. Maka Rhea juga selalu menang. Dan dengan polosnya, gadis itu selalu bersemangat saat memenangkan permainan. Ya secara teknis.. Snape memang tidak mengerti, jadi wajar jika Snape memberi gadisnya kemenangan.

Lantas setelah Rhea puas dengan permainannya, Snape meninggalkan Rhea sebentar di atas ranjangnya itu, lantas melangkah mengambil sesuatu di rak nya yang paling atas, yang tidak bisa Rhea gapai. Setelah itu segera kembali ke Rhea dengan membawa kotak berwarna coklat tua yang sudah berdebu. Snape hendak meletakkan itu di atas ranjangnya. Tapi Rhea dengan cepat melarang. "Severus! Jangan di taro di atas sini, kotor. Bersiin dulu sana", teriak gadis itu seraya melambai lambaikan tangannya untuk mengusir Snape.

Maka dengan itu, Snape lagi lagi langsung menurut pada gadisnya. Kembali melangkah ke meja kerjanya, mengambil tongkat sihirnya, lalu merapalkan mantra sehingga ujung tongkatnya mengeluarkan aliran air kecil. Membersihkan debu debu kotak itu lantas meraplkan mantra lagi sehingga bertiup angin hangat dari ujung tongkatnya untuk mengeringnkan sisa sisa air di kotaknya.

ABOUT US-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang