77-eps

134 15 0
                                    

Semua tokoh dalam cerita ini milik JK Rowling

(ada tambahan tokoh dari author)

.

.

.

Gerumuh hujan mulai terdengar. Angin malam ini tiba tiba berhenti. Suasana menjadi sedikit lembab di sekitar sekolah. Awan mulai muncul dengan warna abu abu gelap yang pas dengan langit malam. Bulan ditutupi banyaknya awan. Lantas hujan mulai menetes di atas rerumputan sekolah sihir itu.

Pukul 2 pagi dini hari, jelas semua warga Hogwarts sudah tidur nyenyak di ranjang mereka masing masing. Terlebih dengan suasana hujan seperti ini, rintik hujan bisa menidurkan mereka lebih pulas. Ditambah dengan marahnya kilat petir yang menyeramkan, tapi entah mengapa bisa membuat mereka tersenyum dalam mimpi mimpi mereka.

Tapi tidak untuk Snape.

Malam ini adalah jadwalnya berpatroli. Tidak dengan Mr Filch. Karena terlalu banyak jadwal patrol Snape yang digantikan Mr Filch. Jadi kemungkinan, seminggu ini, Snape akan membayar itu semua.

Berisiknya hujan malam ini, jelas menganggu ketenangan Snape. Pria itu suka dengan hujan. Tapi tidak jika sedang tidak memiliki waktu untuk bermain dengan hujan itu. karena nyatanya, Snape senang menghabiskan waktu dibawah hujan jika sedang merenung sesuatu.

Namun apa boleh buat, dia harus berpatroli. Tidak bisa menutup telinganya untuk menghindari berisiknya hujan. Bisa bisa dia melewatkan suara langkah kaki murid murid yang berusaha kabur..

Semua terasa biasa saja.. seperti tidak ada yang terjadi. Normal dan tidak ada yang perlu dicurigakan. Walau Snape.. sesekali memikirkan tentang Rhea.

Seharusnya aku tidak melarangnya seperti itu. pria macam apa kau ini, Severus.. Aury hanya ingin bertemu Hagrid, kau harusnya mengizinkannya. Tapi tidak.. tidak malam ini... Aury harusnya mendengarkan aku. Aku memiliki firasat yang buruk tentang Hagrid malam ini, ucap Snape dalam hati

Sambil melangkah cepat menuju Lorong lain, ia juga berucap.. "besok aku akan menemui mu, love..", pada dirinya sendiri

...

Gelap. Semua terasa seperti sedang berputar. Tumpuan kaki rasanya seperti tidak sanggup menahan beban tubuh. Begitu juga dengan tangan yang terkulai lemas tidak bisa digerakan.

Hagrid?.., ucap gadis itu. tapi rasanya kata kata itu tidak bisa ia lontarkan langsung dan terdengar dari bibirnya. Walau terasa sudah seperti mengatakan kata itu, tapi suaranya tidak terdengar.

Rhea.. Rhea sedang terduduk di satu bangku kecil, diikat dengan.. entahlah tidak ada tali yang bisa dilihat. Rasanya seperti tali. Tapi Rhea yakin ini bukan tali. Tubuhnya tertahan oleh sesuatu yang sepertinya hanya mantra.

Duduk diam bahkan tidak bisa menoleh ke kiri atau kekanan, ke atas ataupun ke bawah. Hanya pandang lurus kedepan. Bahkan kepalanya yang terasa berat itu, menahan gravitasi dan tetap memandang kedepan.

Sementara itu, matanya mulai terbuka. Samar yang ia lihat. Semua buram dan seperti tidak pernah akan fokus. seperti ada sesuatu yang diberikan, yang membuat matanya tidak bisa memfokuskan pandangannya walau sudah mengerjap erjapkannya beberapa kali.

Mulutnya sama seperti tubuhnya. Tidak ada kain atau plaster yang ditempel disana. Tapi seperti ada mantra yang membungkam mulutnya agar tidak bisa mengeluarkan suara. Bahkan erangan mulut sekalipun tidak akan terdengar.

Dan terakhir adalah kakinya. Kakinya juga merekat pada kaki kaki kursi, dengan hanya menggunakan mantra. Tidak terlihat ada tali yang mengikat. Tapi kaki itu benar benar menempel pada kursi itu.

ABOUT US-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang