53-eps

164 24 2
                                    




Semua tokoh dalam cerita ini milik JK Rowling

(ada tambahan tokoh dari author)

.

.

.

Malam ini, Sabine tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan apa yang Snape jelaskan tadi tentang Rhea. Sabine masih belum percaya dengan penjelasan itu. Tapi rasanya, penjelasan itu sangat masuk akal. Mengingat Rhea hanya membicarakan Alex belakangan ini. Rhea juga tidak suka jika Sabine mengungkit tentang Snape. Rhea juga menolak ciuman dari Snape itu.

Sabine hanya bisa menatap langit langit kamar perempuan. Sesekali ia menoleh kekiri. Melihat sahabatnya, Rhea yang tertidur pulas sekarang. Tertidur seakan akan tidak ada yang salah dengan dirinya sekarang. Seolah olah, masalah yang Rhea perlu hadapi sekarang hanya soal mimpinya. Itupun akan dibantu dengan para Professor.

Ini sudah pukul setengah 4 pagi. Akan sia sia juga jika Sabine tidur. Karena pada akhirnya, Sabine akan bangun pukul 5 untuk memulai aktivitasnya.

Tapi sebenarnya, Sabine merasa ngantuk sekarang. Satu satunya alasan ia tidak memejamkan matanya hanya karena ia terus memikirkan apa yang terjadi pada sahabatnya sekarang. Ditambah, Snape memberinya tugas untuk melakukan sesuatu dengan ramuan yang Snape berikan. Akhirnya Sabine semakin dibuat panik. Ia takut gagal. Ia takut, ia tidak bisa mengembalikan ingatan sahabatnya itu. Ia takut Snape marah padanya. Dan ia juga takut hubungan mereka, Snape dan Rhea.. hancur karena ia tidak berhasil menuangkan tetesan ramuan penangkal.

Maka karena terlalu memikirkan banyak hal, lambat laun mata Sabine mulai menutup. Itu lah satu satunya hal yang bisa ia jadikan pelampiasan untuk saat ini. Ia juga tidak tahu harus berbuat apa hingga sarapan nanti datang. Satu jam setengah untuk menuju jam 5 pagi itu cukup lama jika hanya dihabiskan untuk berpikir sambil berbaring.

Dan akhirnya, Sabine tertidur pulas didalam keringat dinginnya. Untung saja ia sudah menarik selimut dari tadi, jadi dia tidak akan beku kedinginan. Ia juga sudah menyimpan botol ramuan yang diberikan Snape dengan baik. Bahkan agar botol itu tidak pecah, Sabine memasukkannya kedalam kotak keras, barulah di letakan di dalam kantung jubahnya yang tergantung rapih di balik tiang ranjang.

Sabine tertidur dengan mata yang mengerut. Ia membawa pikirannya itu kedalam mimpi. Ia hanya berharap, nanti pagi, ia bisa merasa lebih baik..

...

Pagi hari tiba. Hari ini adalah hari yang cerah. Berbeda dengan hari senin pagi yang diawali dengan cuaca mendung dan diakhir dengan malam beku. Tapi pagi ini, cahaya matahari dapat masuk melewati jendela dan menyorot mata anak anak yang masih tertidur.

Kecuali ruangan bawah, 'the dungeon' yang sulit sekali mendapatkan cahaya itu. Hanya ada kaca kecil untuk cahaya matahari masuk. Tetap ada jendela, tapi itu saja searah dengan matahari. Yang artinya, mereka membelakangi matahari, bukan menghadap cahaya matahari. Sehingga sangat sulit bagi asrama Slytherin untuk mendapatkan cahaya matahari. Mereka harus dilatih untuk sensitif dengan waktu, karena tidak ada matahari yang dapat membangunkan mereka.

Lain hal dengan asrama Ravenclaw yang sudah pasti mendapat cahaya matahari langsung. Begitu pula dengan Gryffindor yang dimana letak ruangannya paling sempurna diantara asrama yang lainnya. Tidak lupa, Hufflepuff. Walau terletak didekat dapur Hogwarts, tapi Hufflepuff masih mendapatkan banyak cahaya matahari. Ditambah, karena berada didekat dapur, beberapa kali anak asrama Hufflepuff itu meminta sedikit cemilan untuk sekedar mengisi sedikit perut mereka.

ABOUT US-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang