# Pasal Pertama

741 98 3
                                    

Kembali di hari Jumat, kembali dengan kelas Surya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali di hari Jumat, kembali dengan kelas Surya. Sang Asisten Dosen sudah bersiap membuka matakuliahnya pada hari ini. Pada minggu kemarin mahasiswa ditugaskan untuk mencari sebuah kasus yang menarik untuk disimulasikan.

Para mahasiswa sudah siap dengan kasusnya. Surya meminta untuk tidak diketik secara rapi atau dijadikan makalah. Agar mahasiswa lebih aktif, ia memutuskan mereka mempresentasikan kasus tersebut tanpa media apapun. Cukup dengan lisan dan pemaparan diberikan waktu lima menit per-orangnya.

Tantangan yang menarik bagi Lala sang ambisius, dan Davin sang pencinta ilmu. Seminggu kemarin, mereka benar-benar mempersiapkan materinya. Dari mulai alur kasus yang mereka buat hingga penyelesaian dan tuntutan hukuman.

"Baik, saya tegaskan disini. Hanya ada satu kasus yang akan saya pilih." Surya mengulang pernyataan minggu kemarin agar tidak terjadi salah paham. "Ketika kasus kalian tidak terpilih, bukan berarti kasus kalian buruk. Namun saya ingin simulasi proses peradilan ini lebih unik dari angkatan sebelumnya."

Lala mengangguk mantap, seakan dapat menerima jika kasusnya tidak akan terpilih. Padahal kenyataannya jika sampai itu terjadi, perasaan iri dengki akan memenuhi batinnya. Terlebih ini matakuliah yang ditangani Surya.

"Pede banget, lo. Seakan-akan kasus lo yang bakal kepilih."

Ketika semangatnya sedang menggebu, Davin ㅡyang entah sejak kapan duduk disebelahnyaㅡ berbisik seakan meledek.

Belum sempat Lala menjawab, Surya sudah memperhatikan mereka dari meja dosen.

"Dan saya harap tidak ada pertengkaran ketika kasusnya tidak terpilih." Surya tersenyum dibalik katanya yang menyindir.

Lala mengulum senyum mendengar perkataan Surya yang seakan menusuk ke arahnya. Sedangkan Davin bersikap tidak peduli seperti biasanya. Lia dan Wildan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat Davin yang selalu menyerang Lala.

Sesi presentasi kasus dimulai. Surya sengaja tidak menunjuk siapa yang harus maju pertama untuk menjelaskan kasusnya. Ia ingin melihat tingkat inisiatif di kelas ini. Sesuai dugaannya, Lala mengangkat tangannya untuk maju ke depan paling pertama.

Riuh tepuk tangan memenuhi ruangan tersebut. Para mahasiswa menaruh respect kepada Lala yang selalu rela menjadi sukarelawan dijadikan tumbal dalam presentasi pertama. Yang dijadikan tumbal juga merasa senang karena bisa menyetir first impression dosen mengenai kelas ini.

"Kasus yang akan saya bawa dalam simulasi persidangan ini mengenai perundungan di media sosial."

Dengan percaya diri Lala mempresentasikan kasusnya. Dari sudut ruangan bagian depan, Surya melipat kedua tangan didepan dada. Matanya fokus kepada Lala yang sedang presentasi.

"Alasan saya memilih kasus ini, karena hal ini sering terjadi karena kurang bijaknya dalam menggunakan media sosial. Terkadang bahkan orang-orang meremehkan hal tersebut padahal sudah jelas pengaturannya ada di Undang-Undang ITE."

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang