Perjalanan KKL sebentar lagi akan berakhir. Siang hari mereka sudah mengunjungi pusat perbelanjaan bakpia dan mengunjungi wisata Merapi Lava Tour. Tidak ada yang spesial di sana, semua berlangsung begitu saja. Surya tak bisa jauh dari sosok dosen berumur yang meminta bantuannya. Sedangkan Lala pasrah mengikuti kemana Davin, Lia dan Wildan berkelana.
Mungkin satu hal yang menarik adalah ketika Davin membelikan beberapa kotak bakpia untuk keluarga Lala. Sedangkan Davin hanya mengambil dua kotak untuk dirinya dan asisten rumah tangga di rumahnya. Ketika Lala tanya alasannya, Davin hanya menjawab Brian lebih membutuhkan daripada keluarganya. Lala dengan senang hati menerima tawaran tersebut, semulanya gadis itu hanya membeli dua kotak bakpia untuk Brian dan orangtuanya. Namun sekarang Lala mengantongi sepuluh kotak bakpia.
Tak lama dari tawaran Davin, datanglah Surya yang membawa geplak dan yangko dan memberikannya kepada Lala. Katanya ini sebagai ucapan terimakasih untuk keluarga Samudra yang sudah mengizinkan Lala untuk mengikuti KKL. Lala sempat menolak karena merasa tak enak dan harusnya ia yang berterimakasih pada Surya. Namun pria itu tidak menerima ketidak-enakan Lala dan memaksa Lala untuk menerima pemberiannya.
Setelah selesai dari perdebatannya dengan Lala, Surya izin meninggalkan Lala yang masih memilih oleh-oleh. Terlihat pria itu seperti mengundang seseorang untuk melakukan panggilan video. Surya sibuk mengarahkan kamera ke wajahnya dengan sisi yang paling bagus menurutnya. Ketika Lala berusaha mengintip, panggilan video itu terhubung kepada seorang gadis. Wajah Devi memenuhi layar dan membuat Lala mengecutkan bibirnya. Surya dengan telaten mengarahkan ke seluruh sisi rak makanan agar gadis beruntung itu bisa memilih.
Kini romobongan KKL tersebut sedang makan malam terakhir yang dijadwalkan dalam agenda. Menunya jelas lebih mewah ketimbang makan malam sebelumnya. Konsepnya tetap prasmanan sehingga mereka harus mengantre untuk mengambil makanan yang sudah dihidangkan sepuasnya. Karena begitu lapar dan agenda terbilang telat dua jam, banyak mahasiswa yang kalap ketika mengambil kudapan. Contohnya seperti Jaka yang sudah mengambil satu piring khusus untuk nasinya dan satu piring khusus untuk lauknya.
Mereka dipersilahkan duduk di meja bundar yang memuat lima orang. Seperti formasi biasa, Lala duduk diantara Lia, Davin dan Wildan. Selain Lala yang ketiduran di mejanya, Davin, Lia dan Wildan begitu lahap dengan makan malamnya. Padahal di depan mereka terdapat live music dengan genre dangdut menemani makan malam mereka. Lala masih sempat-sempatnya ketiduran disaat seperti ini.
Davin mendekat kearah Lala, memegang puncak kepala gadis itu dan berbisik, "La, jangan tidur, hei. Makan dulu, gih." Meski pelan, Davin menggoyang-goyangkan tubuh gadis itu agar terbangun.
Wildan dan Lia saling bertatapan melihat Davin yang begitu halus pada Lala. Mereka terheran dengan kedua insan di hadapan mereka. Sebelumnya, yang mereka ketahui Lala dan Davin saling bertengkar dan tidak berbicara satu sama lain. Namun pada akhirnya mereka terlihat selalu bersama.
"Saya.. Ngantuk banget, Pak." Ucap Lala yang setengah melindur.
"Pak?" Davin memastikan apa yang didengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasal Surya | DAY6
RomansaBaru pertama kali dalam seumur hidup Lala menyesal untuk menjadi seorang mahasiswa yang rajin. Pasalnya, Lala jatuh cinta kepada asisten dosen baru yang menggantikan Pak Jainudin selama sibuk menjadi dekan. Asisten dosen itu bernama Surya, dan meng...