# Today

448 73 6
                                    

"Ini perayaan ulang tahun pernikahan ortu lo atau kelas simulasi, sih?" Keluh Davin menyadari kehadiran Surya disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini perayaan ulang tahun pernikahan ortu lo atau kelas simulasi, sih?" Keluh Davin menyadari kehadiran Surya disana. "Sekalian aja lah La, kita latihan. Undang semua anak kelas."

"Sst.." Lala menyikut lengan Davin, khawatir jika Surya mendengar.

"Tapi kok bisa kebetulan gitu, ya La. Pak Surya anak temen ortu lo." Wildan yang saat itu sedang mengambil pasta ikut nimbrung.

"Iya. Dan Pak Surya gitu orangnya. Bukan dosen lain." Lia yang tahu Lala bahagia akan kebetulannya memberikan kode.

Lala menatap malas ke arah Lia yang sibuk dengan saladnya. "Kalau dosen lain kayaknya lebih cocok jadi temen ortu gue, bukan anak temen ortu gue."

Lala, Davin, Wildan dan Lia tengah mengobrol sambil makan di meja makan. Sedangkan Surya, Brian dan Jafni sedang berbincang mengenai musik di taman belakang. Kata Brian biar dibagi menjadi dua kelompok, sesuai usia. Padahal tujuan sebenarnya Brian tidak mau Lala mengganggu mereka ketika sedang membicarakan musik.

"Tapi abang lo akur ya sama Pak Surya." Celetuk Wildan mengamati Surya dan Brian dari kejauhan sedang mengobrol antusias.

Lala mengangguk bangga. "Kalo udah ngomongin musik abang gue emang gitu."

Wildan dan Davin saling pandang. Bagi keduanya musik juga menjadi pemersatu. Haruskah mereka bergabung? Sebenarnya Wildan yang ingin, Davin sulit untuk bersosialisasi.

"Oh iya.." Lala baru teringat sesuatu. "Kalian juga suka musik, kan? Ikut kompetisi gitu kemarin."

Wildan mengagguk bangga dan sudah paham dengan apa yang akan Lala katakan.

"Yaudah, kita gabung aja." Lala bersiap membawa piringnya.

Wildan tak kalah excited. Ia bahkan langsung menuju taman. Davin masih santai makan namun pada akhirnya bangkit juga. Lia mengisi kembali piringnya dengan salad sebelum menyusul mereka.

Brian menyadari kehadiran remaja-remaja labil menghampiri mereka. Ia sempat bergumam keluhan sebelum menyadari Jafni yang begitu bahagia karena kehadiran Lia dan Surya yang sudah menyambut para mahasiswanya dengan ramah. Lagi-lagi hanya Brian yang tidak suka dengan kondisi yang ada.

"Lagi ngobrolin musik ya, Pak?" Wildan memulainya dengan pendekatan basa-basi.

Jafni menjetikan jarinya karena baru menyadari sesuatu. "Oh ya, kalian juga jago alat musik, kan."

"Nggak jago-jago banget, Bang." Wildan merendah.

"Nggak jago tapi juara se-Asia, ya." Jafni menyadari Wildan sedang merendah mulai menyalakan kompornya. "Kalo jago pasti juara se-dunia."

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang