# Panik

464 73 0
                                    

Dua bulan berlalu, sebuah pesan dari Surya membuat Lala tercengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua bulan berlalu, sebuah pesan dari Surya membuat Lala tercengang. Pak Jainudin akan hadir dalam perkuliahan Simulasi Proses Peradilan. Ia tidak bisa menahan kepanikannya di tengah kelas.

Davin yang saat itu duduk di sebelahnya menyadari kepanikan Lala. Matanya memicing ketika melihat tangan gadis itu bergetar hebat. Tanpa basa-basi Davin langsung mengintip layar ponsel Lala membuat kepala mereka beradu.

"Aw.. Apa sih, Vin?" Keluh Lala sambil memegangi kepalanya.

Davin membela diri. "Tangan lo gemeteran pas baca WhatsApp." Davin menunjuk tangan Lala yang bergetar dengan dagunya. "Lo dapet chat dari Bang Surya sampe segitunya."

Bang Surya, katanya.

Semenjak terbentuk band Today, kedekatan Surya dan yang lain makin erat. Bahkan Surya bilang tidak suka jika di luar kelas di panggil dengan iming-iming 'Pak'. Itu menjadi alasan mengapa Davin berani memanggil Surya dengan sebutan 'Bang'.

Surya juga diajarkan oleh Jafni untuk tidak boleh menjadi orang yang kaku di hadapan member Today. Surya wajib mengganti kata 'saya-kamu' menjadi 'gue-lo'. Memang awalnya aneh namun lama kelamaan Surya menjadi terbiasa. Penerapan 'gue-lo' hanya diaplikasikan kepada member Today, jika Lala dan Surya mengobrol tetap dengan panggilan 'saya-kamu'.

Lala menunjukan isi pesan Surya kepada Davin. Ia tidak mau panik sendiri. Davin yang disodorkan ponsel langsung mengambilnya.

"Pak, semangat latihannya." Davin membacakan pesan yang dikirimkan Lala tempo hari ketika Today sedang latihan. "Lo genit juga, ya."

Lala yang salah tingkah langsung mencubit Davin. "Bukan yang itu. Baca chat paling bawah."

Sambil meringis, Davin membaca pesan paling bawah dalam hati. Tak ada ekspresi panik ataupun kaget. Davin berekspresi seperti biasanya.

"Ya terus kenapa?" Tanya Davin tidak menemukan poin masalahnya.

"Gue takut." Ucap Lala sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Takut apa sih, La? Pak Jainudin kan emang dosen matkul ini." Respon Davin santai.

"Kalau latihan kita nggak kondusif di hadapan Pak Jainudin gimana? Toh selama dua bulan terakhir kalo latihan pasti aja ada bercandanya."

Davin menghembuskan nafas. Tak kuat melihat seorang Lala yang terlalu hiperbola. Ia melipat kedua lengannya di depan dada seraya agak meluruskan kakinya agar rileks.

"Itu kan ide Bang Surya biar latihannya tetap enjoy." Davin mengungkap fakta. "Anak-anak pada ngerti kali La kalo yang masuk Pak Jainudin pasti mereka bakal menertibkan diri."

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang