# Epilog

819 70 30
                                    

"Sayang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang!"

Suara Davin memenuhi kediaman keluarga kecil Santosa. Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuknya mencari keberadaan sang istri. Pada pukul tujuh malam, Davin baru menyadari bahwa Lala hari ini berulang tahun.

"Nggak usah teriak-teriak! Kenapa, sih?" Tegur Lala yang sebenarnya ikut berteriak.

Davin langsung menghampiri sumber suara. Di lihatnya Lala yang sedang menyusui Rayina dengan gaun dan riasan melapisi wajahnya. Meski sudah memakai gaun yang cukup mewah, tetap saja ketika menyusui, Lala harus menurunkan gaunnya sedikit.

"Wah, cantik banget istri gue. Mau kemana, nih?" Goda Davin sambil menghampiri Lala.

Lala yang sedari tenang sedang menyusui Rayina, terusik dengan keberadaan Davin. "Lo nggak usah banyak gombal, Vin. Sebentar lagi acara nikahnya Bang Surya mulai, loh."

"Gimana, nih? Kecengan lo pas kuliah mau nikah. Patah hati nggak, lo?" 

"Berisik."

Tidak memedulikan jawaban Lala yang ketus, Davin malah duduk di sisi sofa yang sedang Lala duduki. Ia menunduk untuk mencium puncak kepala sang istri. "Selamat ulang tahun, buat mamanya Rayina!"

Lala tidak terkejut dengan ucapan Davin yang datang secara tiba-tiba. "Gue yakin, lo baru inget sama ulang tahun gue!" Lala mengecutkan bibirnya. "Padahal gue selalu siapin kejutan yang spesial tiap lo ulang tahun."

Davin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia sebenarnya memang lupa dengan hari ini. Banyak kasus yang ia tangani di Pengadilan membuat ia lupa akan waktu. Untung saja ia sudah mempersiapkan kado untuk sang istri dari jauh hari.

"Tapi gue nggak lupa beliin kado buat istri gue, kok."

Davin berjalan menuju kamar. Ia menyembunyikan kado tersebut di dalam tas kerjanya. Setelah barang itu ketemu, Davin kembali ke tempat dimana Lala berada. Dengan percaya diri, Davin memberikan kado tersebut kepada Lala. Sebuah ponsel dengan model terbaru menjadi pilihan Davin.

Lala membelalakan matanya, kali ini ia tak menyangka bahwa Davin memberikannya sebuah ponsel. "Hp? Gila, ini bakal ngurangin jatah bulanan berapa lama?"

Nampaknya, kini Lala sudah jelas menjadi seorang istri sekaligus ibu. Apa-apa ia perhitungkan dengan matang. Davin kadang pusing sendiri ketika Lala sudah mengatur sedemikian rupa agar pengeluaran lebih kecil daripada penghasilan. Padahal kehidupan mereka tak sesulit itu.

Davin menghembuskan nafas kesal. "Lo belum ganti dari jaman kuliah. Sekarang hp lo baru, jadi lo udah ngga bisa bilang hp lo nge drop batrenya dan jadi susah di hubungin. Masa aja setiap gue mau hubungin lo kalo ngajar, harus nelfon Bang Surya?"

Lala terdiam karena tak menyangka bahwa pemikiran Davin jauh sampai sana. Memang benar, setelah menikah, Lala boro-boro sempat memikirkan untuk mengganti ponselnya. Ia sibuk menata keuangan rumah tangga hingga menabung bila terjadi apa-apa di kemudian hari.

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang