Lala dan Davin berdampingan duduk di atas becak yang mereka sewa. Sejujurnya, Lala tak tahu kemana tempat yang akan mereka tuju. Gadis itu menyerahkan semua keputusan dan tujuan kepada Davin. Bak seorang pemandu tur, Davin dengan susunan tempat tujuan yang pasti mengarahkan kepada tempat destinasi pertama.
Destinasi pertama mereka adalah sebuah angkringan dengan konsep lesehan. Bagi Davin, jika ke Jogja belum makan di angkringan seperti ini maka malam mereka belum lengkap. Lala menurut saja, karena kebetulan perutnya juga lapar. Davin mempersilahkan Lala untuk duduk terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian, Davin kembali dengan dua piring di tangannya. Sang pelayan membantu Davin untuk membawakan minum yang telah pria itu pesan. Segelas susu jahe merah Davin berikan kepada Lala. Sedangkan Davin sendiri memesan kopi yang disisipkan arang di dalamnya, nama kerennya 'kopi jos'.
"Di minum, La. Cocok banget nih buat lo yang punya asma." Saran Davin sambil memberikan segelas susu jahe merah kepada Lala.
Lala mengucapkan terimakasih kepada Davin. Ia menyeruput susu jahe merah yang baru pertama kali ia coba. Tenggorokan Lala mendadak terasa panas. Efek jahe merah meski dicampur dengan susu sungguh kuat di lidah Lala.
"Pedes-pedes anget gitu ya, Vin." Komentar Lala yang beberapa kali mengerjap-ngerjapkan mata akibat sensasi jahe merah.
Davin kembali menyuguhkan berbagai macam makanan yang telah ia pesan. Ada satai telur puyuh, satai usus, hingga nasi kucing. Lala terkekeh melihat bentuk nasi kucing. Dengan dikemas kertas nasi dan daun pisang, porsi nasi bungkus tersebut sangatlah mungil.
"Gue nggak bisa bayangin Bang Brian harus beli berapa bungkus nasi kucing sampai kenyang? Dua puluh? Tiga puluh?" Lala membayangkan sosok Brian yang memakan nasi kucing seperti makan satu buah kuaci.
Davin yang sudah memakan satai telur puyuh langsung berpikir menanggapi persoalan Brian. "Tiga puluh mungkin juga, sih."
Seseorang tak jauh dari tempat mereka duduk tersedak. Orang tersebut lumayan menjadi pusat perhatian sehingga Lala sedikit memicingkan mata. Davin ikut menoleh sebentar dan menegur Lala yang terlalu lama memperhatikan seseorang.
"Hus, jangan diliatin mulu. Ntar orangnya makin salting." Tegur Davin pada Lala.
Akhirnya mereka kembali menyantap makanan sambil berbincang. Permbicaraan mereka seperti biasa, abstrak dan tidak satu topik. Obrolan awal mengenai tempat makan yang sedang mereka kunjungi hingga keberadaan Lia dan Wildan yang entah kemana. Sampai akhirnya Davin bertanya kepada Lala mengenai Surya.
"Tadi lo ngapain sama Bang Surya depan kamar?"
Lala buru-buru menyelesaikan kunyahan nasi kucing sebelum menjawab. Ia tak mau tersedak seperti orang tadi. Sesudah mengunyah, Lala meminum susu jahe merah. Ia memastikan bahwa dirinya sudah benar-benar telah menelan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasal Surya | DAY6
RomanceBaru pertama kali dalam seumur hidup Lala menyesal untuk menjadi seorang mahasiswa yang rajin. Pasalnya, Lala jatuh cinta kepada asisten dosen baru yang menggantikan Pak Jainudin selama sibuk menjadi dekan. Asisten dosen itu bernama Surya, dan meng...