Akhirnya rombongan Universitas Buana telah sampai di Lembaga Pembinaan Khusus Anak daerah Kutoarjo. Sesuai instruksi saat pengarahan yang telah disampaikan sebelum mereka berangkat, para mahasiswa harus terbagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat orang. Tepat didepan bus empat terjadi sebuah keributan kecil. Surya yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepala.
Keributan tersebut bermula ketika Davin yang membentuk kelompok yang terdiri dari dirinya, Wildan, Lala dan Lia. Januar yang melihat akan hal itu tidak terima. Bagi Januar Lala dan Davin harus dipisah agar pembagian kapasitas otak menjadi adil. Namun Davin menolak, ia tetap ingin dengan anggota kelompok yang telah dibuatnya. Saking bersikukuh Januar menarik Davin dari sisi Lala, namun Davin mencegah hal itu dengan berpegangan kuat kepada lengan Lala.
"Aduh, apaan sih, Vin? Sakit tau." Keluh Lala seraya menepis lengan Davin.
Meski telah ditepis, Davin tetap merapatkan jaraknya dengan Lala. Januar dan garda belakang akhirnya menyerah. Untungnya Lala berbaik hati akan membantu garda belakang dalam menyusun laporan. Setidaknya hal yang mereka khawatirkan bisa teratasi di tangan Lala.
Para mahasiswa dikumpulkan pada sebuah aula yang ada di samping pintu masuk LPKA. Hadirnya banyak mahasiswa membuat mereka kepanasan. Bayangkan saja, mereka adalah pendatang dari kota Bandung yang biasa hidup dengan suhu sekitar 25 derajat selsius setiap harinya. Lala dan Lia sudah kompak menggulung dan menjepit rambut mereka.
Setelah suasana kondusif, anak-anak binaan ikut memasuki Aula. Mereka menggunakan kemeja dengan warna kuning dikombinasikan dengan warna hitam. Di bagian punggung kemeja tersebut dibordir dengan tulisan 'Anak Binaan'. Para mahasiswa menyambut mereka dengan ramah.
Kepala Seksi Pembinaan di LPKA tersebut mengucapkan salam seraya memperkenalkan Anak Binaan yang berdiri di depan. Beberapa ada yang malu-malu untuk memperkenalkan diri, ada juga yang dengan percaya diri memperkenalkan dirinya dan diselipkan dengan guyonan. Anak-anak itu terlihat ceria, seperti tidak ada beban dalam hidupnya. Sebenarnya untuk tidak memiliki beban dalam hidup merupakan hal yang mustahil, namun anak binaan tersebut pandai menyembunyikannya.
Kepala Seksi Pembinaan yang bernama Bu Siti mempersembahkan sebuah penampilan band yang beranggotakan beberapa Anak Binaan berbakat. Sang vokalis diisi oleh seorang gadis, sisanya band tersebut diisi oleh laki-laki.
"Ketika mimpimu yang begitu indah, tak pernah tergapai, ya sudahlah."
Sebuah lagu dari Bondan Prakoso menjadi penampilan Band bernama 'Anak Berbakat' untuk menyambut rombongan mahasiswa Universitas Buana. Lia sudah siap dengan kameranya, mendokumentasikan segala kemeriahan dari penampilan 'Anak Berbakat'. Disaat seperti ini, garda belakang turut andil dalam hal memeriahkan. Mereka tak ragu untuk ikut bernyanyi ataupun bertepuk tangan paling keras.
Bu Siti menyarankan untuk adanya penampilan duet antara 'Anak Berbakat' dengan mahasiswa dari Universitas Buana. Jaka dengan percaya diri langsung mengacungkan tangan. Hal itu disambut dengan tawa garda belakang dan mereka tak lupa menyemangati Jaka. Untuk urusan menghibur, Jaka memang jagonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasal Surya | DAY6
RomanceBaru pertama kali dalam seumur hidup Lala menyesal untuk menjadi seorang mahasiswa yang rajin. Pasalnya, Lala jatuh cinta kepada asisten dosen baru yang menggantikan Pak Jainudin selama sibuk menjadi dekan. Asisten dosen itu bernama Surya, dan meng...