# Telapak Kaki

389 69 2
                                    

"Gue ikut!" Paksa Davin kepada Lala dengan wajah serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue ikut!" Paksa Davin kepada Lala dengan wajah serius.

Lala yang ditemani Brian memutuskan untuk pergi ke apartment milik Lia. Beberapa kebutuhan pekerjaan dan baju sudah didaftar oleh sang pemilik dan Lala akan mengambilnya tanpa rasa keberatan. Namun ketika mau masuk ke dalam mobil, Davin menahannya dan memaksa ingin ikut entah karena apa.

Lala memperhatikan tangan Davin yang sudah memegang pergelangan tangannya. Ia menghembuskan nafasnya sejenak sebelum menjawab, "Vin, gue cuma ambil baju, tripod, sama barang endorse-nya Lia. Bukan ke kantor polisi. Mending lo temenin Lia aja gih kerumah gue."

Davin berdecak sebal, "Lia udah diantar sama Bang Jafni dan Wildan. Kebanyakan."

Sewaktu Lala menjelaskan kejadian yang menimpa Lia kepada Brian dan Jafni, pria bernama Jafni itu langsung panik dan segera menghampiri Lia. Awalnya terjadi perdebatan antara Wildan dan Jafni yang berebut untuk menjaga Lia di kediaman Samudra, namun pada akhirnya Surya memberi jalan tengah untuk keduanya bersama menjaga Lia. Sang korban dalam permasalahan ini sebenarnya tidak peduli siapa yang akan menjaganya. Gadis itu hanya mengkhawatirkan foto yang dikirim oleh sang penguntit.

Surya muncul dari balik punggung Davin. Ia memperhatikan tangan Lala yang Davin pegang dengan kuat. Menyadari akan hal itu, Lala bergegas melepaskan tangannya dari genggaman Davin. Pada saat seperti ini Lala masih sempat merasa bahwa Surya akan salah paham dengan pemandangan yang ia lihat.

"Saya ikut ya, La. Jadwal ngajar saya juga udah beres." Pinta Surya.

Lala tidak segera memberikan jawaban. Ia malah bingung dengan keadaan dimana ia baru saja menolak Davin untuk ikut namun hatinya mempersilahkan Surya untuk ikut. Lala menggigit bibir dan bingung berkata-kata karena kesubjektifannya.

"Eung.. anu, Pak..-"

Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Brian yang sudah ada di dalam mobil membuka kaca. Wajahnya terlihat kesal karena menunggu. Diwaktu yang penting ini mereka tidak boleh berlama-lama.

"Woy! Pada debat apaansih?" Tanya Brian dengan menjulurkan setengah kepalanya dari kaca mobil. "Buruan."

Surya yang menyadari keberadaan Brian langsung bertanya,"Gue boleh ikut, Bri?"

"Gue juga, pengen ikut Bang!" Davin tak mau kalah.

Brian berdecak, "Iya. Ikut aja lo pada. Cepetan masuk!"

Surya segera membuka pintu mobil dan ia duduk di jajaran belakang. Sebelum duduk ia menepuk-nepukan kursi mobil tersebut karena banyak remahan kripik. Brian memang jorok dalam urusan mobil. Sudah beberapa bulan mobilnya tidak di vakum.

Davin duduk di sebelah Surya dan Lala duduk di kursi penumpang samping Brian. Mereka membelah jalanan kota Bandung dengan kecepatan tinggi. Lala mengomel dalam hati dengan kelakuan Brian, namun ia tidak mau mengganggu konsentrasi sang pengemudi karena resikonya lebih bahaya. Sedangkan penumpang belakang tampak tenang-tenang saja seperti tidak ada hal yang tidak wajar.

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang