# Emergency Call

507 72 13
                                    

Davin memandangi Lala yang sedang memainkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Davin memandangi Lala yang sedang memainkan ponselnya. Pria itu bertopang dagu sambil menyelidiki setiap lekuk wajah gadis di hadapannya. Lala tak menyadari akan hal itu dan masih terus berselancar di akun instagram milik Surya. Davin tak mengetahuinya, gadis dihadapannya sedang memikirkan oranglain.

Pesanan mereka datang diantarkan oleh seorang pelayan. Suasana restoran tersebut sangat damai diiringi instumen klasik yang mengalun untuk memperkaya keadaan. Davin sudah merencanakan hari ini tanpa Lala mengetahuinya. Ini adalah hari yang ia tunggu selama kurang lebih satu bulan menanti.

"Dalam rangka apa Vin lo ngajakin gue ke sini?"

Lala sudah menaruh ponselnya dan bersiap menyantap hidangan di hadapannya. Davin kebingungan untuk menjawab pertanyaan Lala. Tak mungkin bila ia secara terang-terangan langsung mengatakan maksud mengajak Lala kemari. Gadis itu menunggu jawabannya sambil menaikan alis.

Davin mengelus tengkuknya sebagai sarana menutupi salah tingkah. "Lo nggak inget La momen di restoran ini?"

Mendengar Davin yang balik bertanya membuat Lala berpikir. Ia mengingat-ngingat apa saja yang telah ia lakukan bersama Davin dan kolerasinya dengan restoran ini. Sebuah restoran pasta dengan ornamen vintage membuat interior terkesan mewah. Lala memejamkan mata untuk mengingat hal-hal yang telah ia susun layaknya sebuah puzzle.

Hari itu Davin datang dengan wajah tak ramah, terjebak dalam skenario yang Lala rencanakan bersama Wildan. Lala sengaja menjebak pria itu untuk datanng ke restoran ini agar bisa diskusi perihal naskah simulasi. Davin yang belum seterbuka sekarang padanya, merasa keberatan akan hal itu.

Ingatan Lala berhasil menangkap momen di restoran ini. Ia reflek menepuk tangannya sekali. "Gue inget!"

Davin tersenyum ke arah Lala yang ternyata sukses mengingat kenangan antara mereka. "Lama banget lo ingetnya. Se-nggak penting itu ya gue di hidup lo?"

Lala tidak menjawab malah mengalihkan pembicaraan. Tanpa mendengar jawaban dari Lala, Davin sudah mengerti posisinya di hidup Lala. Ia sedikit tidak percaya diri akan niat yang akan ia jalani hari ini.

"Gue belum bayar hutang gue ke Wildan yang udah bantuin gue untuk bujuk lo datang kemari. Bener-bener ya, Vin. Lo tuh susah banget diajak diskusi."

Kini giliran Davin yang mengabaikan Lala. Pria itu memilih untuk memakan pastanya. Lala yang melihat Davin mendadak murung langsung merasa tak enak. Sebenarnya Lala sudah mengerti mengapa Davin membawanya kesini. Lala hanya tidak mau meyakini instingnya sendiri.

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang