# CCTV

396 74 10
                                    

Keadaan kamar Lala saat itu sangat ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan kamar Lala saat itu sangat ramai. Selain pemilik kamar, member Today dan Lia berkumpul. Semua memperhatikan Davin yang sedang memasang cctv di sudut kamar. Pria itu dengan telaten memutar mur pada penyangga cctv.

Sepulang dari apartment milik Lia kemarin, Davin langsung mempersiapkan cctv yang sudah tidak terpakai di rumahnya. Seorang anak pejabat pasti menampung banyak barang-barang berguna yang terbengkalai. Salah satu contohnya cctv yang ia bilang 'sisa keamanan yang tak terpakai di rumah'.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Davin menuruni tangga lipat. Surya dan Brian sedari tadi memegangi tangga tersebut, menghindari hal yang tidak diinginkan menimpa Davin. Keduanya sangat kompak memegang tangga tersebut agar tidak berguncang.

"Selesai, Vin?" Tanya Surya ketika mendapati Davin sudah turun dari tangga lipat.

Davin mengangguk sebelum menjawab, "Beres, Bang." Pandangannya ia alihkan kepada Lala yang masih mengagumi keberadaan cctv di kamarnya. "Inget, ya. Di kamar lo ada cctv. Jangan buka baju sembarangan."

Lala yang mengerti maksud dari perkataan Davin langsung berkata, "iya, bawel. Lagian gue yang harus lebih waspada karena setiap kegiatan gue di kamar terpantau sama lo."

Sedangkan Lia masih memijat-mijat kepalanya sambil duduk di tepi tempat tidur. Matanya ia pejamkan, seperti tak peduli kehadiran orang disekitarnya. Kekhawatirannya masih menumpuk dengan segala kemungkinan yang bisa dilakukan oleh sang penguntit.

Wildan dan Jafni setia berada di kedua sisi Lia. Wildan sebelah kanan dan Jafni sebelah kiri. Terlihat ada sebuah persaingan diantara mereka. Jafni sudah jelas menyukai Lia sejak lama, namun perlakuan Wildan yang sekhawatir itu pada Lia masih menjadi tanda tanya. Apakah hal itu hanya sekedar khawatir atau karena Wildan pun menyukai gadis cantik itu?

Brian memegang puncak kepala Lia yang terlihat gusar, "udah lo nggak usah khawatir, ya. Kita semua bakal jagain lo, Li." Meski Lia adalah teman adiknya, namun Brian sudah bisa menjalih hubungan baik layaknya kakak dan adik. 

Lia membuka matanya dan hanya membalas perkataan Brian dengan senyuman. Baik Lala, Surya, Brian, maupun Davin tidak ada yang berani mengatakan hal-hal yang terjadi di apartment. Itu bisa membuat Lia tambah panik dan makin tidak fokus untuk saat ini. Mungkin salah satu hal yang bisa mereka lakukan sekarang adalah mengecek barang-barang yang mereka bawa dari apartment. Takutnya masih terdapat kamera tersembunyi dari salah satu barang tersebut.

"Kita bakal segera temuin pelakunya ya, Li. Kita usahakan." Kata Surya dengan yakin.

"Makasih, Pak." Ucap Lia dengan suara lirih.

Lala melangkah menghampiri sahabatnya. Ia menggapai tangan dingin milik Lia yang masih bergetar. "Lo nggak usah khawatir, gue bakalan terus di samping lo."

Davin mengerutkan kening. Ia sudah bersiap-siap mencela pembicaraan Lala yang penuh dengan kasih sayang. "Realistis aja, lo nggak bisa terus di samping Lia. Kelas lo dikit dan kalian nggak ambil penjurusan yang sama."

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang