# Hari Yang Melelahkan

443 78 4
                                    

"Huh, lega banget rasanyaaaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huh, lega banget rasanyaaaaaaa.." Ungkap Lala kembali ceria.

Gadis itu membentangkan kedua tangannya agar otot-otot kaku kembali meregang. Terdengar bunyi sendi-sendi yang kembali pada posisi semula tanda bahwa tubuhnya kembali rileks. Lala tak lupa menekan-nekan jarinya dan mengeluarkan suara yang serupa.

Lala melepaskan rasa leganya sambil berjalan berdampingan dengan Surya di koridor Fakultas lantai enam. Davin membuntuti mereka dibelakang, malas untuk berbaur dan sebenarnya ia tengah sibuk dengan ponselnya mencari sesuatu. Keadaan koridor fakultas sepi, karena hari ini hanya kelas A2 semester 7 yang mengisi ruang di salah satu jajaran kelas. Belum lagi Lala, Surya dan Davin yang tidak langsung pulang dan harus menjalankan evaluasi.

"Kenapa harus tegang, sih? Kata Bu Nunik Lala itu mahasiswa kesayangan Pak Jainudin." Tanya Surya dengan wajah menenangkan hati sang gadis.

"Bu Nunik suka lebay, Pak. Jangan dipercaya." Tukas Lala tak setuju dengan hal yang diungkapkan Surya.

Kelas Simulasi pertama di mata Pak Jainudin berhasil dengan sukses. Meski hanya latihan, para mahasiswa menunjukan bakat dan kontribusinya secara maksimal. Jika keadaan terus konsisten seperti ini, Lala akan menjamin Simulasi Persidangan yang ditampilkan oleh kelasnya akan menang dari kelas lain.

Surya melihat jam yang melilit pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukan pukul enam sore. Rapat evaluasi yang ia lakukan terhitung berjalan terlalu lama.

"La, nggak dicariin Brian? Udah jam segini." Tanya Surya khawatir sekaligus merasa bersalah.

Lala ikut-ikutan melirik jam yang melilit di pergelangan tangannya. "It's okay, Pak. Tadi aku udah bilang ke Bang Brian. Dia pasti nunggu di fakultasnya bareng Bang Jafni."

"Ngomong-ngomong.." Tutur Surya agak menggantung selama beberapa detik. "Kenapa selalu diantar jemput bareng Brian? Lala nggak bisa bawa kendaraan?"

Baru saja mau menjawab, ponsel Lala berbunyi. Telfon dari orang yang baru saja dibicarakan, Brian. Perasaan Lala menjadi tidak enak.

"Hallo?" Sapa Lala ketika jaringan telfon tersambung.

Suara gemuruh gas mobil terdengar dari ujung sana. Sepertinya ada yang terjadi dengan mobil Brian. Lala semakin yakin bahwa kakaknya tidak menunggunya di Kampus.

"Dek, udah selesai kelasnya?"

"Udah."

"Dek, maafin gue." Sesal Brian dari telfon.

Langkah Lala terhenti mendengar permintaan maaf Brian yang entah karena apa penyebabnya. Surya ikut menghentikan langkahnya karena mendapati ekspresi khawatir terlukis dari wajah Lala. Karena Davin tengah sibuk dengan ponselnya, ia tidak tahu bahwa kedua orang di hadapannya sedang menghentikan langkah sehingga Davin tak sengaja menabrak Surya.

"Kenapa, Bang? Feeling gue kok nggak enak." Tanya Lala mencoba untuk menahan paniknya.

"Coba gas lagi, Bro." Suara Jafni panik ada di ujung sana membuat Lala semakin yakin bahwa ada sebuah masalah.

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang