# Khawatir & Steak

502 77 8
                                    

Surya:La, ini kode book tiketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Surya:
La, ini kode book tiketnya. Kayaknya saya agak mepet datangnya.

Lala memandang hujan yang membasahi permukaan jalan dari balik kaca mobil. Hujannya lumayan deras. Kerutan di keningnya menandakan kecemasan bagaimana Surya bisa menerjang hujan tersebut dengan motor matic.

Seusai kelas simulasi, Surya mengajak Lala untuk menonton film di salah satu bioskop yang ada di dalam mall. Tentu Lala langsung setuju. Siapa juga yang ingin menolak tawaran menonton dari gebetannya? Dalam puncak kesenangannya, Lala kembali terbayang wajah Davin. Surya mengajaknya menonton bukan karena pria itu menyukainya, tapi karena janji yang harus Surya tepati ketika Davin meminta maaf pada Lala.

Surya baru saja mengirim pesan bahwa ia akan tiba berdekatan dengan penayangan film yang akan mereka tonton. Tanpa bertanya Lala sudah mengetahui alasannya. Surya pasti kesulitan menyetir disaat hujan deras seperti ini. Belum lagi terkadang rintikan hujan terasa seperti jarum jika mengenai kulitnya.

Brian memarkirkan mobilnya di area drop off pada mall tersebut. Ia membalikan badan setelah menarik rem tangan, memandang Lala yang duduk di bangku penumpang belakang.

"Sebenarnya lo mau nonton sama siapa sih, Dek?" Tanya Brian untuk kesekian kalinya pada hari itu.

Lala tidak menjawab dan malah memilih untuk menatap mata kakaknya dengan tatapan galak.

"Orang yang bikin lo patah hati waktu itu akhirnya nerima lo, Dek?" Brian kembali bertanya.

"Gue beliin Popcorn deh nanti. Yang manis, kan?" Lala tidak menanggapi malah memberikan penawaran pada kakaknya yang tak bisa menolak jika sudah disangkut pautkan dengan makanan.

"Yang large ya, Dek."

Untuk membungkan seorang Brian, Lala sudah tahu kuncinya. Hari ini ia kembali sukses membuat Brian mengabaikan pertanyaannya sendiri.

Jafni yang sedari tadi setia duduk di samping Brian mulai membuka suaranya. Pria itu tidak melupakan fungsinya jika hadir di tengah-tengah kedua kakak-beradik tersebut. Apalagi jika bukan sebagai kompor.

"Lo pasti mohon-mohon ya La sama cowok itu biar bisa nerima lo?"

Lala melemparkan kotak tissue kearah Jafni dan sukses mengenai kepalanya.

"Emangnya gue terlihat semurah itu?"

Dengan cekatan Lala membereskan alat makeup yang berserakan di bangku penumpang dan memasukannya kedalam tas. Ia harus cepat-cepat keluar dari mobil ini. Selain bisa membuat kemacetan, Lala juga tidak kuat dengan pertanyaan-pertanyaan yang terus diberikan oleh kedua mahasiswa kolot ini. Ia lebih baik menyendiri di lobby bioskop. Meski bising dengan pengumuman, setidaknya hal itu bisa membuatnya lebih tenang.

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang