# Picture Of You

416 71 4
                                    

Sebuah motor vespa membelah jalanan Seokano Hatta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah motor vespa membelah jalanan Seokano Hatta. Tak seperti biasanya, kemacetan yang memenuhi jalanan mendadak menghilang. Lampu rambu lalu lintas pun selalu berubah menjadi hijau tatkala sang vespa melintasinya.

Davin merasa lalu lintas sedang berpihak padanya. Perjalanannya akan membutuhkan waktu yang singkat jika kondisi jalanan tetap seperti ini. Ia tidak perlu besar kepala karena Davin baru melewati satu titik kemacetan, masih ada empat titik yang harus ia lalui setelahnya.

Perjalanan Davin kali ini ditemani oleh seorang gadis. Sang penumpang terus saja memegangi kaca helm yang selalu mendadak tertutup akibat mur yang sudah tidak erat. Wajahnya terlukis jengkel akibat kaca helm tersebut.

Davin mengamati sang penumpang dari kaca spion. Gadis yang bernama Lala terlihat tak senang akan perjalanannya membuat Davin memegang lutut Lala.

"Kenapa lo? Manyun terus." Tanya Davin di sela-sela perjalanan.

"HA? APA VIN?" Bukannya menjawab, Lala malah kembali menanyakan pertanyaan.

"Kenapa lo manyun terus?" Ulang Davin.

"OH IYA IYA." Sahut Lala tak sinkron dengan topik pembicaraan.

Davin menyerah dan akhirmya kembali untuk fokus menyetir. Kendala dalam berkendaraan memakai motor memang seperti itu. Tidak bisa mengobrol bahkan jika mengobrol mereka akan membawa topik yang berbeda di pembicaraan.

Lampu lalu lintas menunjukan warna merah tanda mereka harus berhenti. Davin memberhentikan motornya tepat di batas garis motor berhenti. Jika persekian detik ia lebih cepat mengendarai, mungkin mereka tidak akan terjebak dalam lampu merah.

"Vin mau kemana, sih?" Tanya Lala dengan suara jelas.

Davin menaikan bahu sekilas. "Gue juga gatau. Pengen keluar aja."

"Cih.." Gumam Lala dengan perasaan tambah jengkel. "Kerain lo udah tau tempatnya."

Davin memperbaiki spionnya agar dapat melihat sang penumpang dengan jelas. Lala yang duduk manis di belakang terhipnotis untuk ikut memperhatikan kaca spion. Mata mereka bertemu tanpa harus berhadapan terlebih dahulu.

"Gue tadinya mau ngajak lo ke pengadilan. Tapi hari minggu pengadilan nggak beroperasi." Jelas Davin dengan jawaban yang sebenarnya asal-asalan.

"Sinting lo." Cemooh Lala mendengar jawaban Davin. "Parah banget lo, Vin. Hari minggu masih aja ngejar-ngejar gue sama kelas simulasi."

Davin terkekeh melihat respon Lala yang serius. "Serius amat, La."

"Jadi kita mau kemana?"

"Ke tempat yang nggak pernah lo kunjungi padahal deket banget dari kampus."

Lampu merah berganti warna secara bertahap ke warna hijau. Tanpa mendengar respon Lala, Davin langsung melajukan kembali motornya. Sang gadis sebenarnya kembali berbicara, namun Davin malas merespon karena sudah tahu ujung-ujungnya tidak akan nyambung.

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang