# Anjing Galak

373 67 4
                                    

Terdengar ketukan dari pintu kamar hotel nomor 203

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terdengar ketukan dari pintu kamar hotel nomor 203. Hanya ada Lala disana, dengan rambut yang masih basah dan dibungkus oleh sebuah handuk. Lala berjalan malas ke pintu, dan membukanya. Wajah Davin langsung menjadi pusat perhatiannya ketika membuka pintu. 

Lala tak bersua atau sekedar menyapa. Ia masih terlalu jengkel dengan peristiwa kaos couple di Candi Borobudur. Pada akhirnya Lala tidak memakai kaos tersebut. Sedangkan Surya dan Davin dengan percaya diri memakai kaos bergambar dalang. Karena itu, Davin dan Surya yang malah terlihat kehilangan pasangan. 

"Lo nggak cabut?" Tanya Davin basa-basi. 

Lala berkacak pinggang, "kalo gue cabut, terus sekarang lo ngomong sama siapa, Bambang?"

Davin berniat bergurau namun sesuai fakta, "si Bambang napa disebut-sebut, sih. Gue Davin Santosa. Bukan Bambang."

Lala tak minat untuk menjawab, ia malah mau menutup pintu sebelum Davin menahannya. "Keluar, yuk." Ajak Davin dengan ramah. "Makan malam di luar, gitu."

Lala merinding mendengar ajakan Davin. Ia sampai mengedikkan bahu, sengaja agar Davin tahu bahwa Lala benar-benar geli mendengar ajakan Davin. Lala menganggap Davin merupakan pria penuh sambat dan tidak bisa bersikap manis pada dirinya.

"Lo kesurupan Wildan, ya?" Tanya Lala menanggapi Davin yang mendadak ramah. "Sok banget ngajak gue dinner."

Davin tidak menanggapi guyonan Lala, "masa udah di Jogja lo nggak mau nikmatin malam di Malioboro?"

Lala berfikir sejenak akan keputusannya. Lia sudah pergi terlebih dahulu menikmati malamnya Malioboro bersama teman-teman yang lain. Kala itu Lala sakit perut, maka ia bilang tinggalkan saja dirinya di hotel sendirian. Dan tepat saat Lala selesai mandi Davin mengajaknya keluar. 

Lala menengok ke arah kiri dan kanan, mencari keberadaan Surya yang ia tak tahu dimana kamarnya. Davin menyadari bak memiliki sebuah telepati dengan apa yang sedang dicari oleh seorang Lala. Sebelum mengatakan sesuatu, Davin mendorong kepala Lala dengan telunjuknya. "Nyari apa, lo? Bang Surya udah pergi sama dosen yanglain. Inget ya, dia tuh sekarang sedang menjadi dosen. Bukan temen band abang lo."

Lala mendelik kepada Davin. Ia tak peduli pria itu bisa membaca pikirannya, bahkan sudah mengetahui perasaannya kepada Surya. Davin bukanlah orang yang comel, mungkin sedikit mengganggu saja. 

"Kenapa lo sih yang datang?" Tanya Lala tak terima dengan kehadiran Davin. 

"Kenapa sih lo nggak pernah bersyukur atas kehadiran gue?" Balas Davin tak kalah nyolot. 

Kebiasaan Lala ketika kikuk adalah menggaruk alisnya yang tidak gatal. Dan kali ini ia sedang melakukannya. Lala mendadak kikuk ketika ia baru menyadari kata-katanya terlalu jahat kepada Davin. Tapi egosentrisnya yang tinggi tidak membuat Lala mau meminta maaf dengan pria yang kali ini sudah menguap dihadapannya. 

Pasal Surya | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang